ArulWar. BBM 9 FLUIDA PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM kesembilan dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang menjelaskan konsep fluida. Konsep fluida ini dibagi kedalam dua cakupan, yakni mengenai fluida statik dan fluida dinamik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal ada beberapa jenis atau fase zat Debitair selang g0,5 iter/menit Siti menyiram selama 120m menit. B Berapa liter air yang digunakan Siti untuk menyiram tanaman tersebut? Di dalam lingkaran yang berdiameter 20cm terdapat sebuah juring dengan besar sudutpusat 450. SitiMubarokah S.Ag NIP. 197003231997032001 Kepala madrasah Drs. H. Abdul Hadi, S.Pd Memupuk tanah sebelum tanaman ditanam menggunakan pupuk kandang dan pupuk kompos. f) Menanam tanaman (lengkuas, jahe, kunyit, temu ireng, temu lawak, terung, cabe, kacabg panjang, kacang tolo, tomat, jagung, sawi, yodium,dll.) g) Menyiram dan merawat 11 Pernahkah kamu memperhatikan orang menyiram 0-10 11. Saat selang ditekan, luas penampang menjadi lebih tanaman menggunakan selang?saat ujung selang sempit sehingga kecepatan air mengalir lebih besar di tekan sehinggan penampang selang menjadi sempit maka air akan memancar semakin jauh. Mengapa hal ini bisa terjadi? 12. FormulasiBakteri untuk Meningkatkan Kebugaran Tanaman dan Menghambat Penyakit Bisul Bakteri 24-Jul-2001 P00200100567 Dr. Ir. Budi Tjahjono, M.Agr. Departemen Proteksi Tanaman Formulasi Bumbu Bubuk Bawang Putih Siap Pakai dan Proses Pembuatannya P00200100568 Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M.Sc. selangusia 26-35 tahun (41%). Persentase terbesar kedua merupakan kaum dewasa dengan usia Faktor yang membuat anggota kelompok segmen II tertarik untuk menggunakan jasa pelayanan RSIA Siti Fatimah adalah karena pelayanan yang baik dan cepat. Pada segmen ini, umumnya mereka mencari pelayanan kesehatan ke lembaga penyaji layanan kesehatan . Banyak anak muda di Kabupaten Sikka, NTT yang mulai terjun bertani holtikultura dan memanfaatkan peluang untuk menimba ilmu pertanian di luar daerah bahkan di luar negeri Yance Maring merupakan salah satu anak muda jebolan Politani Kupang dan menimba ilmu pertanian di Israel termasuk sistem irigasi tetes dan menerapkannya setelah kembali ke kampung halaman Sistem irigasi tetes cocok diterapkan di daerah yang kesulitan air dan hemat tenaga namun membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk membeli selangnya Selain menggunakan sistem irigasi tetes,Yance Maring pun menggunakan teknologi Short Message Service dan Wifi untuk melakukan penyiraman dan pemupukan tanaman di lahan pertanian miliknya Menyusuri rumah-rumah mewah di Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur NTT, terdapat lahan pertanian holtikultura seluas sehektar yang ditanami tomat dan lombok. Beberapa semangka sedang berbuah dan ditanam dengan sistem tumpang sari di antara bedeng tanaman tomat yang siap panen. Lahan dibagi dua dengan pembatas jalan selebar kurang lebih 2 meter. Hamparan bedeng di sisi timur baru ditanami lombok. Banyak bedeng yang belum ditanami. “Lahan di sebelah utara saya tanami jagung dan penyiramannya masih secara manual,” sebut Yance Maring, petani holtikultura saat berbincang bersama Mongabay Indonesia di pondok sederhana di kebunnya, Jumat 26/7/2020. Jalan hidup bertani Yance terbuka ketika tahun 2018 bulan Oktober dinyatakan lulus tes dan berangkat ke Israel dengan biaya satu lembaga. Dari 100 peserta, 30 orang berasal dari NTT dan 51 orang dari Ambon dan Sumatera. Selama 9 bulan di Israel, Yance di ditempatkan di Ein Yahav, wilayah pertanian atau Moshav. Di Israel, mereka kuliah sambil praktek. Dalam seminggu sehari kuliah di Arava International Center of Agriculture Training AICAT dan 5 hari praktek di lapangan. Para pelajar ini masuk kategori diploma dan membayar biaya kuliah sebesar 10 ribu Shekel. Saat praktek di lahan pertanian para mahasiswa ini dibayar sebulan sekitar juta atau sekitar 5 ribu Shekel. “Saya pulang Juli 2019 bawa modal juta, langsung menanam holtikultura. Saya mengalami gagal panen dan modal habis sehingga pinjam uang di bank juta lagi tetapi habis juga. Gagal panen terjadi karena persediaan air tidak mencukupi,” ungkap Yance. baca Kisah Sukses Eustakius Kembalikan Kejayaan Holtikultura di Sikka Yance Maring petani holtikultura di Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, NTT yang menerapkan sistem irigasi tetes untuk pengarian dan pemupukan tanaman holtikultura miliknya. Foto Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia Dia mulai menerapkan sistem irigasi tetes yang dipelajari di Israel. Dirinya mulai mengebor air di rumah saudaranya yang berjarak sekitar 30 meter dari kebun. Dia mulai mengolah lahan lagi pada April 2020 dan tanam pada Mei 2020. Ratusan bedeng tomat terlihat sedang memasuki masa panen. Selain tomat, terdapat cabe keriting, cabe rawit, semangka dan jagung. Ribuan pohon tanaman holtikultura ditanam dengan waktu berbeda agar ketersediaan stok panen tetap ada. “Kelebihan irigasi tetes, hemat air dan tenaga tapi butuh investasi cukup besar. Saya pertama memakai selang irigasi sederhana tetapi kekuatan airnya tidak bisa meskipun menggunakan beberapa mesin pompa,” sebutnya. Untuk lahan seluas sehektar, Yance mengaku mengeluarkan modal hampir juta untuk menyewa lahan, membajak tanah, membeli benih dan pupuk serta membeli selang irigasi tetes Air dari sumur bor jelasnya, dipompa dan dialirkan melalui pipa untuk ditampung di profil tank atau tandon yang diletakan di ketinggian ± 3 lalu dialirkan ke kebun menggunakan sistem gravitasi. “Semua selang dan peralatannya dibeli di Cina menggunakan internet dan menghabiskan uang juta. Bila ditambah pupuk dan benih serta bajak lahan bisa habis juta,” terangnya. baca juga Kisah Anak Muda Sikka Gelorakan Budidaya Holtikultura Dobrak Tradisi Bertani [Bagian 1] Tanaman lombok yang baru ditanam di lahan irigasi tetes milik Yance Maring di Kelurahan Wailiti Kecamatan Alok Barat,Kabupaten Sikka,NTT. Foto Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia Gunakan Teknologi Bila di Israel teknologi pertanian menggunakan sistem komputerisasi, Yance mencari cara agar bisa menggunakan teknologi dalam melakukan penyiraman dan pemumpukan tanaman di lahan pertaniannya. Yance membeli alat rakitan seorang alumni ITB Bandung melalui internet yang dinamakan modul SMS. Dia gunakan solenoid valve, keran air otomatis untuk dihubungkan ke timer dan internet. Jaringan selang irigasi tetes dan pipa dihubungkan ke timer dan Wifi serta ventury injector untuk pencampuran pupuk dan melakukan pemupukan, membuat semua pekerjaan jadi lebih mudah. “Di alat modul SMS saya pasangkan juga kartu telepon selular. Bila hendak menyiram tanaman dan melakukan pemumpukan maka saya hanya kirim SMS atau layanan pesan pendek saja ke modulnya lalu tanaman disiram dan dipupuk secara otomatis,” terangnya. Modul SMS dan Wifi terang Yance, berfungsi untuk mengontrol pengairan dan pemupukan atau semacam remote control. Kalau menggunakan Wifi, radiusnya 100 meter tetapi kalau SMS dimana saja ada sinyal telepon selular bisa mengirim pesan. Yance mengakui, menggunakan irigasi tetes, bagain atas bedeng kelihatan kering tetapi di dalamnya basah dan betul-betul air dan pupuk diserap akar tanaman. Selain itu sambungnya, tidak terjadi erosi karena airnya meresap ke dalam batang pohon dimana berbeda dengan menyiram tanaman menggunakan selang. Rumput pun tidak banyak tumbuh. “Satu hari siram tanaman 2 kali, pagi dan sore sekitar 10 menit. Setelah musim tanam berikut dan memasuki musim hujan, saya mulai mempergunakan plastik mulsa. Bila hasil panen bagus, tahun depan saya akan cari lahan lagi untuk dikontrak,” ungkapnya perlu dibaca Kisah Anak Muda di Sikka Gelorakan Budidaya Holtikultura Antara Modal dan Ancaman COVID-19 [Bagian 2] Lahan pertanian holtikultura yang menggunakan sistem irigasi tetes di Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, NTT yang ditanam dengan waktu berbeda untuk menjamin ketersedian pasokan. Foto Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia Penggunaan Sumber Daya Efektif Kepala Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Nusa Nipa Unipa Maumere Yoseph Yacob Da Rato, kepada Mongabay Indonesia, Senin 29/6/2020 menyebutkan irigasi tetes keuntungan yang utama adalah penggunaan sumber daya secara efektif. Sumber daya utama pada pertanian sebut Yoyo adalah air dan unsur hara tanah yang harus digunakan secara efisien sebab kekurangan air dan unsur hara tanah dapat menyebabkan gagal panen. Irigasi tetes harus dikelola dan dikontrol secara rinci dan tepat. Menggunakan mesin yang dihubungkan dengan jaringan digital android, petani bisa mengukur, dan mendeteksi dari dini kekurangan komponen-kompenen utama dalam pertanian ini. “Dengan begitu secara efisien bisa mengelola penggunaan energi yang digunakan. Semuanya pun dilakukan secara real-time,” ucapnya. Dampak penggunaan teknologi kata Yoyo yakni terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja. Otomatisasi ucapnya, berdampak pada pendapatan ekonomi buruh tani. “Biaya pengadaan komponen irigasi tetes cukup mahal tergantung luas lahan namun cukup sulit dijangkau oleh petani kecil. NTT sangat cocok untuk optimasi produk karena lahan kering membutuhkan pemanfaatan air dan pupuk yang efektif dan efisien,” terangnya. Sedangkan Direktur Wahana Tani Mandiri, Carolus Winfridus Keupung mengatakan irigasi tetes cocok untuk daerah yang kesulitan air. Sementara daerah yang banyak air, saran Wim sapaannya, lebih baik menggunakan sprinkler karena biayanya lebih murah. Irigasi tetes prinsipnya air langsung menetes ke akar. Namun jarak tanamnya harus disesuaikan dengan lubang selang dan bisa juga menggunakan selang biasa dan dilubangi sendiri. “Ada selang drip produksi pabrik yang sudah ada lubangnya tapi harga selang ini pun pasti lebih mahal. Namun kelebihannya lubang dibuat dengan teknologi canggih sehingga semburan airnya seragam,” pungkasnya. Artikel yang diterbitkan oleh Unduh PDF Unduh PDF Setiap orang membutuhkan liburan dari waktu ke waktu. Jika memiliki hewan peliharaan, Anda bisa meminta bantuan teman, tetangga, atau tempat penitipan hewan untuk merawatnya. Akan tetapi, bagaimana dengan tanaman? Sebagian tanaman bisa bertahan untuk waktu yang lama tanpa air, tetapi sebagian lain membutuhkan perawatan mingguan atau bahkan harian. Jika Anda berencana untuk melakukan perjalanan, pastikan tanaman bisa mendapatkan cukup air selama Anda menikmati liburan. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin tidak membutuhkan bantuan teman atau tetangga untuk menjaga tanaman Anda! 1Pastikan tanah benar-benar basah. Tanah yang terlalu kering akan menyerap semua air di dalam botol. Jika kondisi tanah terlalu kering, siramlah sekarang juga.[1] 2 Siapkan botol kaca berleher sempit. Botol anggur sangat ideal karena cukup besar untuk menyiram area seluas 0,4 sampai 0,6 meter persegi selama maksimal 3 hari. Jika area yang harus disirami tidak terlalu besar, gunakan botol yang lebih kecil, seperti botol soda atau bir.[2] Atau, Anda bisa membeli watering globe atau aqua globe di toko yang menjual perlengkapan berkebun. 3Isi botol dengan air. Jangan mengisi botol sampai penuh, cukup sampai bagian dasar leher botol. Pada tahap ini, Anda bisa menambahkan kebutuhan lain, misalnya pupuk cair. 4Tutup mulut botol dengan ibu jari dan jungkirkan botol. Posisikan botol tepat di sebelah tanaman yang akan disiram. 5Dorong leher botol ke dalam tanah, sambil menarik ibu jari saat melakukannya. Pastikan leher botol tertanam beberapa senti di dalam tanah. Tidak masalah jika posisi botol sedikit miring, tetapi pastikan botol tertanam dengan kukuh dan tidak goyah.[3] 6 Pastikan air mengalir keluar dengan benar. Jika air tidak bisa keluar sama sekali, mungkin mulut botol tersumbat tanah. Jika demikian, tarik botol dari tanah, bersihkan dan pasang semacam saringan pada mulut botol. Isi kembali botol, dan tancapkan ke tanah sekali lagi.[4] Buatlah garis penanda pada botol dengan spidol permanen, sejajar dengan ketinggian air. Periksa kembali setelah beberapa jam atau bahkan seharian. Jika ketinggian air berada di bawah garis yang Anda buat, itu berarti air mengalir dengan benar. Jika ketinggian air tidak berubah, kemungkinan mulut botol tersumbat. Iklan 1Pastikan tanah dalam kondisi basah sebelum Anda memulai. Jika kondisi tanah terlalu kering, semua air di dalam wadah air akan terserap habis sebelum Anda meninggalkan rumah. Begitu Anda kembali, mungkin tidak ada lagi air yang tersisa di dalam wadah. 2 Tempatkan wadah air berukuran satu galon kira-kira 4 liter di dekat air. Pastikan wadah tidak terkena sinar matahari langsung untuk mengurangi penguapan air. Jika Anda hanya pergi selama beberapa hari dan tanaman berukuran kecil, Anda cukup menggunakan stoples bekas selai.[5] Jangan mengisi wadah dengan air dahulu. Metode ini akan mengairi tanaman selama maksimal satu minggu. 3 Potong seutas benang katun atau nilon. Benang harus cukup panjang untuk direntangkan dari dasar wadah ke pangkal tanaman. Jika Anda tidak bisa mendapatkan benang katun atau nilon, atau jika benang terlalu tipis, kepanglah tiga utas benang menjadi satu sebelum digunakan.[6] Benang harus bisa menahan air. Metode ini tidak akan berhasil jika benang tidak bisa menahan air.[7] 4 Tempatkan salah satu ujung benang di dalam wadah. Benang harus mencapai dasar wadah. Jika ingin menyiram lebih dari satu tanaman, mungkin sebaiknya Anda menyiapkan lebih dari satu wadah. Satu wadah air untuk setiap tanaman. Dengan begitu, tanaman tidak akan mengalami risiko kehabisan air saat Anda bepergian. Jika Anda memiliki beberapa tanaman yang tidak membutuhkan banyak air, misalnya sukulen, mungkin Anda bisa menggunakan satu wadah air untuk dua atau tiga tanaman. Meskipun air di dalam wadah sudah habis, tanaman akan tetap bisa bertahan karena kemampuannya menahan air. 5Tanam ujung benang yang satu lagi di tanah dekat pangkal tanaman. Benang harus mencapai kedalaman sekitar 7,5 cm.[8] Pastikan benang tidak terkena sinar matahari langsung. Sedikit sinar matahari tidak masalah, tetapi jika terlalu banyak, benang akan mengering sebelum air bisa mencapai tanaman.[9] 6Isi wadah dengan air. Jika tanaman membutuhkan pupuk, Anda bisa menambahkan sedikit pupuk cair ke dalam air pada tahap ini. Jika tanaman berada di tempat yang terkena sinar matahari, pertimbangkan untuk menutup mulut wadah air dengan selotip. Berhati-hatilah untuk tidak menutupi benang. Tindakan ini akan membantu mengurangi tingkat penguapan air. 7Pastikan posisi mulut wadah lebih tinggi dari pangkal tanaman. Jika wadah terlalu rendah, letakkan di atas buku, balok kayu, atau pot terbalik agar posisinya bisa lebih tinggi. Dengan begitu, air bisa menetes menuruni benang. Iklan 1Pastikan tanah benar-benar basah. Jika tanah terlalu kering, seluruh air di dalam botol akan terserap habis bahkan sebelum Anda melangkahkan kaki dari rumah. Jika Anda membasahi tanah terlebih dahulu, tanaman tidak akan menyerap air terlalu cepat. 2Ambil botol plastik berukuran 2 liter. Jika ukuran tanaman lebih kecil, Anda bisa menggunakan botol yang lebih kecil. Metode ini dilakukan dengan mengubur botol di dalam tanah sehingga lebih cocok diterapkan untuk tanaman yang ditanam di kebun atau di pot berukuran besar. 3Gunakan palu dan paku untuk membuat 2 lubang di dasar botol. Langkah ini sangat penting. Jika Anda tidak membuat lubang drainase di dasar botol, air akan menggenang di dalam botol, tidak mengalir keluar. Air yang menggenang akan mendorong pertumbuhan alga.[10] 4 Buatlah beberapa lubang lagi di bagian sisi botol. Tidak perlu terlalu banyak, cukup 3-5 lubang saja. Jika Anda membuat terlalu banyak lubang, air akan mengalir keluar terlalu cepat. Anda tidak mau hal itu terjadi. Perhatikan lubang yang berada di sisi botol. Saat Anda menanam botol di dalam tanah, putarlah posisi botol sehingga lubang menghadap ke arah tanaman yang akan diairi. Akan lebih baik jika Anda membuat lubang terlalu sedikit daripada terlalu banyak. Anda selalu bisa menambah lubang baru jika diperlukan, tetapi akan sulit menutup lubang yang telanjur dibuat. 5Galilah lubang di tanah, di dekat tanaman. Lubang harus cukup dalam untuk mengubur botol sampai bagian leher. 6Masukkan botol ke lubang yang Anda gali. Tepuk-tepuk tanah di sekitar botol dan berhati-hatilah agar tidak ada tanah yang masuk ke botol. 7Isi botol dengan air. Pada tahap ini, Anda juga bisa menambahkan pupuk cair.[11] 8 Tutuplah botol, jika mau. Tutup akan membantu memperlambat aliran air. Langkah ini sangat cocok untuk tanaman yang tidak membutuhkan banyak air, atau jika Anda berencana melakukan perjalanan panjang. Semakin kencang Anda menutup botol, semakin lambat aliran air.[12] Buatlah penanda pada botol dengan spidol, sejajar dengan ketinggian air. Periksa kembali setelah beberapa jam. Jika ketinggian air tidak berubah, kendurkan tutup botol sedikit. Sebaliknya, jika ketinggian air menurun drastis, kencangkan tutup botol. Iklan 1Carilah teman atau tetangga yang bisa dipercaya. Anda harus memberinya akses ke halaman atau, dalam beberapa kasus, rumah Anda jika ada tanaman di dalam rumah. Pastikan Anda memercayai orang tersebut. Jika Anda memintanya menyiram tanaman di dalam rumah, jangan lupa meninggalkan kunci cadangan agar dia bisa masuk. 2 Pertimbangkan tindakan yang masuk akal. Jangan meminta bantuan seseorang yang tinggal jauh dari rumah Anda, atau harus menempuh perjalanan yang sulit untuk sampai ke tempat Anda. Usahakan agar dia tidak perlu datang terlalu sering. Dia mungkin bersedia datang satu atau dua kali seminggu, tetapi akan keberatan jika harus datang setiap hari, terutama jika rumahnya sangat jauh dari tempat tinggal Anda. Pertimbangkan untuk menggunakan sistem pengairan buatan sendiri. Dengan begitu, tanaman akan bisa bertahan mengandalkan sistem pengairan buatan sendiri tersebut, dan tetangga hanya perlu mengisi ulang botol setelah airnya habis. 3Kelompokkan pot tanaman berdasarkan kebutuhan air. Langkah ini akan memudahkan tetangga mengingatnya. Contohnya, Anda bisa menaruh semua sukulen di satu area, dan ivy di area yang lain.[13] Agar kondisi rumah tetap bersih, letakkan semua pot di atas nampan. 4 Tuliskan cara merawat dan menyiram tanaman yang bersifat spesifik. Berikan instruksi yang lengkap, tetapi jangan berbelit-belit. Teman atau tetangga mungkin tidak memiliki keterampilan berkebun yang sama seperti Anda. Sesuatu yang menurut Anda hanya sekadar informasi dasar mungkin sulit untuk mereka pahami. Contoh instruksi penyiraman yang spesifik misalnya Siram tanaman ini dengan ½ cangkir 120 ml air setiap Sabtu sore.[14] Contoh instruksi perawatan yang spesifik misalnya Buang kelebihan air dari tatakan pot kemangi setiap hari.[15] 5Siram tanaman sebelum Anda berangkat, dan pastikan tidak ada hama atau penyakit. Menyiram tanaman akan meringankan tugas atau meminimalkan kunjungan yang harus dilakukan perawat tanaman. Untuk memastikan tanaman dalam kondisi sehat selama Anda bepergian, periksalah apakah tanaman bebas dari hama atau penyakit. Jika tanaman terjangkit hama atau penyakit saat Anda pergi, teman atau tetangga mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan. Jika tanaman mati saat menjadi tanggung jawab mereka, hal itu bisa menimbulkan rasa bersalah! 6Balas kebaikan hati mereka. Meskipun mereka mungkin menolaknya, tidak ada salahnya Anda tetap menawarkan diri untuk membalas kebaikan mereka. Tindakan ini akan menunjukkan bahwa Anda tidak sekadar memanfaatkan mereka. Mereka mungkin tidak akan keberatan membantu merawat tanaman lagi saat Anda melakukan perjalanan berikutnya. Jika mereka menerima tawaran Anda, lakukan pekerjaan itu dengan baik! Iklan 1Pilihlah kantong plastik bening yang cukup besar untuk membungkus tanaman di dalam pot. Kantong plastik akan memerangkap uap air yang dilepaskan tanaman. Uap air ini akan kembali menetes ke tanaman, sekaligus mengairinya. Kantong plastik harus bening agar sinar matahari bisa menembusnya. 2Letakkan handuk lembap di dasar kantong plastik. Handuk akan membantu tanaman mempertahankan kelembapan dan mencegah tanah menjadi terlalu kering. 3Tempatkan pot tanaman di atas handuk. Sesuaikan jumlah pot tanaman dengan besarnya kantong plastik. Usahakan agar daun-daun tidak saling bersentuhan. Jika daun saling berhimpitan, gunakan kantong plastik lain. 4Ikat kantong plastik dan pastikan Anda memerangkap udara sebanyak mungkin di dalam kantong. Anda bisa mengikat kantong plastik dengan karet gelang atau pengikat kabel. Agar ikatan lebih kencang, lipat bagian ujung plastik yang diikat ke bawah, dan ikat lagi dengan karet gelang.[16] 5Pindahkan tanaman agar tidak terkena sinar matahari langsung. Anda bisa menempatkan tanaman di dalam atau di luar ruangan, tetapi pastikan tidak terkena sinar matahari langsung. Sedikit sinar matahari mungkin tidak masalah, tetapi jika terkena sinar matahari langsung, tanaman akan matang’ akibat panas yang terperangkap di dalam kantong plastik.[17] 6 Letakkan tanaman yang lebih besar di dalam bak mandi. Jika tanaman terlalu besar untuk dimasukkan ke kantong plastik, cukup lapisi bak mandi dengan lembaran plastik dan beberapa koran. Taruhlah tanaman di atas koran dan siram dengan air sampai koran basah. Tutuplah tirai bak mandi.[18] Biarkan lampu tetap menyala jika memungkinkan. Iklan Membawa pot tanaman ke dalam ruangan akan membantu menghemat air. Pikirkan berapa lama Anda akan pergi. Jika Anda hanya pergi selama akhir pekan, menyiram tanaman pada malam sebelum keberangkatan mungkin sudah cukup.[19] Pertimbangkan bagaimana kondisi cuaca selama Anda pergi. Jika Anda tinggal di wilayah beriklim panas dan kering, Anda akan membutuhkan lebih dari sekadar sistem pengairan dengan botol untuk tanaman. Meminta bantuan tetangga untuk menyiram tanaman mungkin lebih baik.[20] Pertimbangkan jenis tanaman Anda. Tanaman yang masih muda akan membutuhkan perawatan lebih banyak dibanding tanaman yang sudah mapan.[21] Jika Anda meminta bantuan seseorang untuk merawat tanaman, ingatlah untuk membalas kebaikannya. Kalau tidak, dia akan keberatan merawat tanaman saat Anda harus bepergian lagi. Potong dan pangkas tanaman sehari sebelum Anda berangkat. Dengan begitu, tanaman akan membutuhkan lebih sedikit air, dan sistem pengairan buatan Anda akan bertahan lebih lama.[22] Periksa tanaman untuk memastikan tidak ada masalah hama. Meskipun tanaman mendapatkan cukup air selama Anda bepergian, hama atau penyakit bisa mematikan tanaman.[23] Tutupi taman dan tanaman dengan mulsa. Tindakan ini akan membantu tanah mempertahankan air.[24] Rendam tanaman selama 20 menit setiap malam, 2-3 hari sebelum Anda berangkat. Langkah ini memastikan tanah akan cukup lembap selama Anda bepergian.[25] Cobalah sistem pengairan Anda beberapa hari sebelum berangkat untuk memastikan sistem bekerja sebagaimana mestinya. Iklan Peringatan Saran yang disebutkan di atas tidak akan mengairi tanaman selamanya! Berhati-hatilah saat Anda memberi tahu seseorang bahwa Anda akan meninggalkan rumah selama beberapa lama. Iklan Hal yang Anda Butuhkan Botol anggur Wadah air/stoples Benang katun atau nilon Botol plastik berukuran 2 liter Paku Palu Kantong plastik bening Pengikat kabel atau karet gelang Handuk Bak Mandi opsional Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda? Unduh PDF Unduh PDF Tanaman dalam rumah—atau tanaman hias—memiliki kebutuhan yang berbeda dibandingkan tanaman yang tumbuh di luar. Tanaman dalam rumah bergantung pada Anda dalam segala hal. Proses penyiraman tanaman meliputi beberapa faktor, antara lain kebutuhan khusus tanaman tersebut, jadwal penyiraman yang tepat, dan pemeriksaan tanah secara berkala. Anda bisa membantu tanaman dengan menanamnya di dalam pot yang berdrainase bagus dan ukurannya sesuai dengan besar tanaman. Tanaman yang sehat juga membutuhkan jenis air yang tepat dalam jumlah yang tepat pula. Meski demikian, ada beberapa cara untuk membantu menstabilkan tanaman yang sudah kelebihan air. 1 Risetlah kebutuhan khusus tanaman. Tidak semua jenis tanaman rumah memiliki kebutuhan air yang sama. Jadi, cari tahulah informasi terkait tanaman yang sudah Anda miliki atau tanaman yang akan Anda beli. Jangan menyimpulkan bahwa semua tanaman membutuhkan 1 liter air setiap 2 hari karena tidak semuanya membutuhkan air sebanyak itu.[1] Beberapa jenis tanaman lebih suka tanah yang cukup kering hampir sepanjang waktu. Sementara yang lainnya harus selalu lembap. Bahkan beberapa tanaman harus dibiarkan sampai tanahnya kering dahulu sebelum kembali disiram. 2 Biarkan tanaman menentukan kapan waktu penyiraman. Meski akan lebih mudah untuk menyiram secara teratur pada waktu-waktu yang telah ditentukan, ada kemungkinan tanaman tidak bisa menerima pola penyiraman seperti ini. Jadi, alih-alih menyiramnya setiap 2 hari sekali, rasakan saja sesering apa tanaman membutuhkan air. Periksa tanah secara konsisten dan pelajari butuh berapa lama sampai tanah terasa kering, lalu siramlah sesuai jadwal tersebut.[2] Tanaman rumah pun cenderung memiliki masa dorman selama musim dingin. Jadi, kemungkinan pada masa ini tanaman tidak perlu terlalu sering disiram. Pagi hari adalah waktu terbaik untuk menyiram. Penyiraman pada malam hari bisa mempermudah tanaman terjangkit penyakit karena air tidak akan memiliki waktu untuk mengering sebelum suhu bertambah dingin. 3 Lakukan pemeriksaan dengan jari. Tusukkan jari ke dalam tanah sampai buku pertama dan rasakan apakah tanah masih cukup lembap. Kalau jari bahkan tidak bisa menembus tanah, berarti tanaman sudah perlu disiram. Kalau jari bisa masuk sedalam kurang lebih 2,5 cm, tetapi terasa kering, mungkin tanaman perlu disiram. Kalau beberapa senti tanah teratas terasa cukup lembap dan ada sebagian tanah yang menempel pada jari, berarti tanah masih memiliki cukup air. Sekali lagi, ini bukan patokan saklek untuk setiap tanaman. Namun biasanya, kalau bagian atas tanah sudah terasa kering, berarti sudah waktunya tanaman disiram. Anda bisa membeli alat pengukur kelembapan yang ditancapkan ke dalam tanah. Alat ini akan memberi tahu kapan tanaman membutuhkan air sehingga Anda tidak perlu menebak-nebak. 4 Perhatikan daun. Daun bisa menjadi indikator yang bagus, baik saat tanaman kekurangan maupun kelebihan air. Jika daun tampak menggantung dengan lemas, sering kali artinya adalah tanaman membutuhkan air. Kalau daun berwarna kecokelatan, kering, atau beberapa di antaranya rontok, biasanya artinya tanaman membutuhkan tambahan air.[3] Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah. Jangan menunggu sampai tanaman menunjukkan tanda-tanda seperti itu sebelum akhirnya disiram. Jika tanaman sudah kering, siramlah perlahan. Pemberian air yang terlalu banyak dalam waktu sekaligus akan membunuhnya. Tanda yang sama kadang bisa berarti tanaman kelebihan air. Jadi, perhatikan tanda-tanda ini sembari memeriksa tanah. Kalau hari itu Anda baru saja menyiram, beri waktu tanaman untuk menyerap dan menggunakan air sebelum disiram kembali. 5 Ketahui berat pot yang disiram dengan baik. Anda bisa memeriksa apakah tanaman mendapatkan air yang cukup dengan mengangkatnya setelah disiram dan mengetahui seberat apa rasanya. Angkat secara berkala, dan saat berat pot tidak terasa seperti biasa, berarti sudah waktunya disiram. Cara ini lebih seperti sebuah seni, alih-alih sains, tetapi bisa menjadi trik yang bagus untuk dikuasai.[4] Pemeriksaan ini hanya cocok untuk tanaman yang cukup ringan untuk diangkat dan kalau Anda cukup kuat untuk mengangkatnya. Tidak perlu memaksakan diri hanya untuk mengeceknya dengan cara ini. Iklan 1 Perhatikan jenis air yang digunakan. Anda mungkin mengira bahwa air dari keran sudah memadai, tetapi ini salah. Air perkotaan mengandung klorin dan fluorida yang tidak bisa diterima oleh semua tanaman. Air lunak soft water kemungkinan mengandung terlalu banyak garam. Air leding mungkin terlalu basa. Kalau Anda menggunakan jenis air tertentu selama beberapa waktu dan tanaman tampak tidak sehat, mungkin sudah saatnya untuk beralih ke jenis air lain.[5] Kalau Anda bisa meletakkan sebuah wadah di luar untuk menampung air hujan, ini akan menjadi pilihan yang bagus karena air inilah yang secara alami didapatkan oleh tanaman. Kalau Anda tinggal di suatu tempat yang air hujannya mengandung asam, berarti airnya tidak bagus. Salju yang mencair juga merupakan pilihan yang bagus jika Anda tinggal di daerah beriklim dingin dengan curah hujan sedikit. Air botolan bisa menjadi pilihan yang bagus, meski mungkin ini terlalu mahal. Untuk air perkotaan, Anda bisa mengisi wadah terbuka seperti ember dan mendiamkannya selama kurang lebih sehari supaya zat kimianya menguap atau mengendap sebelum digunakan untuk menyiram. 2 Gunakan air bersuhu disiramkan, isi kembali wadah air dan biarkan sampai waktu penyiraman berikutnya. Dengan begitu, air bisa menghangat ke suhu standar, alih-alih bersuhu asal saat keluar dari keran atau turun dari hujan. Sebagian besar tanaman cenderung lebih suka air hangat daripada dingin.[6] Kalau ada beberapa tanaman yang membutuhkan banyak air, tandonkan lebih dari satu ember atau embrat. Taruh di tempat yang mudah diisi ulang dan siap untuk digunakan saat perlu. 3 Tuangkan air secara merata ke seluruh permukaan tanah. Siramlah lebih sedikit dari jumlah yang dibutuhkan tanaman. Kalau kurang, Anda bisa menambahnya sedikit lagi. Namun, kalau tanaman sudah diberi air terlalu banyak, akan sulit untuk memperbaikinya. Perhatikan sebanyak apa air yang digunakan dari satu penyiraman ke yang berikutnya agar Anda tahu sebanyak apa jumlah air yang tepat. Beberapa tanaman bisa mengambil manfaat dari daun yang disemprot air karena penyiraman hanya memengaruhi akar. Namun, Anda harus mengetahui kebutuhan khusus tanaman tersebut. Beberapa jenis daun tidak akan mendapatkan manfaat dari penyemprotan, bahkan pada beberapa jenis tanaman lain, daun yang basah malah bisa membahayakan. 4 Perbaiki tanah yang terlalu banyak air. Kalau tanaman sudah kelebihan air dan tanah tidak juga mengering, Anda bisa melakukan beberapa hal untuk menstabilkannya. Miringkan pot dengan hati-hati dan biarkan air menetes selama beberapa waktu. Atau letakkan kertas tisu di atas permukaan tanah untuk menyerap sebagian air.[7] Kalau hal ini menjadi masalah besar, pindahkan tanaman ke dalam pot baru yang berdrainase lebih baik. Pindahkan pot ke tempat yang lebih hangat agar tanah lebih cepat kering. Jangan menyiram tanaman selama beberapa waktu. Tunggu sampai tanah mengering kembali. Iklan 1 Gunakan pot berukuran tepat. Ukuran pot harus disesuaikan dengan besar tanaman agar air terdistribusikan secara merata. Pot yang terlalu kecil akan membuat akar saling membelit dan menghabiskan seluruh ruang yang ada. Pot yang terlalu besar tidak akan bisa mempertahankan air dan tanah jadi lebih cepat kering.[8] Kalau Anda memeriksa pot dan ada lebih banyak akar dibandingkan tanah, itu adalah indikasi bahwa tanaman sudah waktunya dipindahkan ke dalam wadah yang lebih besar. Pindahkan tanaman ke pot yang satu tingkat lebih besar saja agar tidak kebesaran. Jika ukuran daun tampak tidak proporsional seperti yang ada di bagian pangkal batang, pindahkan tanaman ke pot yang lebih besar. Kalau pot pernah terbalik karena bagian atasnya lebih berat, ini adalah indikasi yang nyata bahwa Anda membutuhkan pot baru. Meski ada banyak aspek dalam hal perawatan tanaman rumah, tidak ada peraturan yang saklek maupun kilat yang bisa selalu diaplikasikan. Kadang-kadang Anda harus memeriksa dan menilai apakah pot yang lebih besar akan baik bagi tanaman. 2 Masukkan tanaman ke dalam pot yang memiliki lubang drainase. Karena faktor kelebihan air adalah salah satu hal yang bisa membunuh tanaman, pilihlah pot yang memiliki lubang agar air bisa menetes keluar dan tanah bisa mengering. Dasar pot harus memiliki lubang atau semacam torehan tipis di bagian tengahnya. Pot yang dasarnya tidak berlubang bisa membuat air menggenang dan akar akan membusuk kalau terlalu lama terendam.[9] Kalau Anda tidak punya pilihan lain selain pot yang tidak berlubang, taruh selapis batu di dasarnya. Sisa air akan menggenang di sana dan tidak akan bersentuhan langsung dengan tanah dan akar. Lapisan batu harus setinggi kurang lebih 2,5 cm. Berhati-hatilah, jangan sampai menyiram tanaman secara berlebihan. Kalau Anda mendapatkan pot tanpa lubang dari bahan plastik, borlah lubang di dasarnya. 3 Letakkan nampan drainase di bawah pot. Kalau pot berlubang, Anda tentu tidak ingin airnya menetes ke lantai. Belilah nampan plastik khusus untuk pot atau berimprovisasilah dan gunakan piring atau baki. Anda juga bisa memotong jeriken susu atau botol berukuran 2 liter sebagai nampan kalau potnya cukup kecil dan Anda tidak terlalu peduli dengan penampilannya.[10] Keringkan selalu nampan drainase dalam waktu kurang lebih setengah jam setelah disiram. Jangan biarkan pot tanaman tergenang di atasnya. Kalau nampan tidak dikeringkan, pada dasarnya hal ini sama saja dengan pot tanpa lubang karena tanaman masih akan tetap terendam dalam banyak air. 4Pindahkan tanaman ke dalam pot baru jika perlu. Kalau tanaman tersebut sudah lama berada di dalam pot yang sama dan sudah tumbuh lebih besar, lebih baik pindahkan ke dalam pot yang lebih besar pula. Kalau tanah sudah tampak menyusut dari tepian pot, berarti tanaman membutuhkan wadah yang lebih kecil. Untuk memeriksa apakah akar tanaman sudah terlalu penuh, tarik tanaman dengan lembut dari dalam pot dan periksa apakah tanahnya masih banyak atau sebagian besar isinya hanyalah akar. Iklan Karena debu selalu terkumpul di dalam ruangan, bersihkan tanaman dengan spons basah sesekali. Ini akan membantu menjaga tanaman agar tetap sehat. Sukulen sebenarnya lebih suka pot yang kecil daripada yang besar. Anda mungkin tidak perlu memindahkan sukulen ke pot yang lebih besar sekalipun sudah tumbuh. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda? Menyiram tanaman merupakan hal dasar untuk membuat "anak-anak hijau" ini hidup dan subur. Namun, menyiram tanaman juga ada aturannya. Jika berlebihan, tanaman mudah busuk dan mati. Menyiram tanaman di siang hari juga tidak disarankan, karena waktu-waktu itu adalah saat dimana tanaman sedang berfoto sintesis atau memasak kegiatan menyiram tanaman dilakukan pagi hari dari pada di sore hari. Penyiraman pada pagi bisa menjadi bekal menghadapi udara panas. Selain itu, jika kita menyiram dari atas tanaman, air di daun akan menguap di siang hari. Namun, jika kia menyiram di sore hari, air yang menempel di daun akan mengendap di sana yang akan menyebabkan penyakit daun. Pangkal tanaman Cara menyiram juga harus diperhatikan, lebih baik menyiram tanaman dari pangkalnya dengan menggunakan penyiram atau selang air. Menyiram tanaman langsung pada akar juga dapat membatasi penguapan yang akan membuat tanaman menjadi kering. Baca juga 7 Tanaman Hias yang Sedang Populer dan Kisaran Harganya Pikaplant, rak yang bisa menyiram tanaman secara otomatis. Penyiraman pagi hari juga bermanfaat untuk tanaman musiman dan sayuran, yang umumnya memiliki akar yang lebih dangkal sehingga sulit mengambil kelembaban di tanah yang lebih dalam. Sering-seringlah mengecek tanaman. Saat daunnya terlihat terkulai dan layu, segera siram bagian akar secukupnya. Tanaman yang layu sebelum waktu menyiram tiba bisa terjadi karena penguapan berlebih karena udara panas, hingga tanaman yang semakin besar dan membutuhkan semakin banyak air. Baca juga 5 Tanaman yang Cocok di Dapur, Bisa Serap Racun dan Saring Udara Siti menyiram tanaman menggunakan nasihat, Debit air selang 0,5 liter/menit, Siti menyiram selama 120 menit, Berapa liter air yang digunakan Siti bagi menyiram tanaman tersebut, pembahasan kunci jawaban Matematika kelas 5 pelataran 77 78 79 materi tentang “Kelajuan dan Tagihan ” plong buku “Doyan Sparing Ilmu hitung” kurikulum 2022. Pembahasan kali ini merupakan lanjutan bersumber tugas sebelumnya, dimana kalian telah mengerjakan soal Sebuah Tebat Diisi dengan Dua Kran yang Debitnya Masing-masing 75 Liter/menit pada buku matematika inferior V. Serempak saja simak soal berikut. Ki akal Jawaban Matematika Papan bawah 5 Pelataran 78 Asyik Berlatih Bagi pertanyaan berikut! 9. Siti menyiram tanaman menggunakan ujar-ujar, Debit air petuah 0,5 liter/menit, Siti menyiram selama 120 menit, Berapa liter air nan digunakan Siti lakukan menyiram tumbuhan tersebut? Jawaban Piutang = Debit x Waktu = 0,5 liter/menit x 120 menit = 60 liter Makara air yang digunakan Siti lakukan mengguyur tanaman tersebut adalah 60 liter. 10. Sebuah riam kecil nan mempunyai tagihan air sebesar 60 m3/detik. Berapa liter air yang mampu dipindahkan air terjun tersebut intern hari 1,5 menit? Jawaban, bentang disini Sebuah Air Terjun yang Memiliki Debit Air Sebesar 60 m3/detik Demikian pembahasan kunci jawaban Matematika kelas 5 halaman 78 pada buku Aku Senang Belajar Matematika. Semoga bermanfaat dan bermanfaat bagi kalian. Terimakasih, selamat berlatih! Source

siti menyiram tanaman menggunakan selang