Apaayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad?
3 Kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud As. 4. Nabi yang membuat kapal raksasa pertama di dunia. MENURUN 1. Hewan yang menggantikan Nabi Ismail ketika akan disembelih. 2. Nama istri Nabi Sulaiman As yang menjadi ratu negeri Saba. 3. Kota yang ditaklukkan oleh Nabi Muhammad Saw. 4. Kaum yang dimusnahkan pada masa Nabi Syuaib As.
AlQuran diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umat manusia bagi kemaslahatan dan kepentingan mereka khususnya umat mukminin. TTS - Teka - Teki Santuy Ep 91 Tempat yang Tak Terjamah Manusia; TTS - Teka - Teki Santuy Ep 90 Tempat Impian dalam Cerita Sejarah Kuno; TTS - Teka - Teki Santuy Ep 89 Penemuan Arkeologi Fenomenal
kitabyang diturunkan pada nabi daud Across: 1. pengikut muhammad secara bahasa 4. nama kitab yang diturunkan kepada nabi isa 8. rukun islam yang ke empat 10. malaikat yang menyampaikan wahyu ke muhammad saw. 13. panggilan ibn rusy di eropa 14. salah satu nama peperangan nabi berserta sahabat kalah 15. minuman yang diharamkan oleh allah dalam
Padatahap pertama, Al Quran diturunkan menuju ke Baitul Izzah. Kemudian tahap kedua, melalui Malaikat Jibril, Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Para ulama menyebut Rasulullah menerima wahyu Al-Quran pertama kali pada 17 Ramadhan. TTS - Teka - Teki Santuy Ep 91 Tempat yang Tak Terjamah Manusia; TTS
ApaItu Puasa Ayyamul Bidh dan Keutamaannya. Puasa Ayyamul Bidh JEsebagai puasa pada 3 hari bulan bersinar terang, sehingga malam tampak putih bercahaya.. Mengutip dari Banjarmasinpost, dalam kitab 'Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari dijelaskan bahwa sebab dinamai Ayyamul Bidh terkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi.. Ketika Nabi Adam diturunkan ke bumi seluruh
. MACAM-MACAM WAHYUDiterimanya wahyu oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam merupakan peristiwa yang sangat besar. Turunnya merupakan peristiwa yang tidak disangka-sangka. Begitulah Allah memberikan titahNya kepada manusia terpilih, yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul secara bahasa artinya adalah, pemberitahuan secara rahasia nan cepat. Secara syar’i, wahyu berarti pemberitahuan dari Allah kepada para nabiNya dan para rasulNya tentang syari’at atau kitab yang hendak disampaikan kepada mereka, baik dengan perantara atau tanpa perantara. Wahyu secara syar’i ini jelas lebih khusus, dibandingkan dengan makna wahyu secara bahasa, baik ditinjau dari sumbernya, sasarannya maupun bermacam-macam wahyu syar’i, dan yang terpenting ialah sebagaimana penjelasan Taklimullah Allah Azza wa Jalla berbicara langsung kepada NabiNya dari belakang hijab. Yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan apa yang hendak Dia sampaikan, baik dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan contoh dalam keadaan terjaga, yaitu seperti ketika Allah Azza wa Jalla berbicara langsung dengan Musa Alaihissallam, dan juga dengan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam pada peristiwa isra’ dan mi’raj. Allah berfirman tentang nabi Musa وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ” …Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” [an Nisaa`/4 164].Adapun contoh ketika dalam keadaan tidur, yaitu sebagaimana diceritakan dalam hadits dari Ibnu Abbas dan Mu’adz bin Jabal. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda أَتَانِي رَبِّي فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ قُلْتُ لَبَّيْكَ رَبِّ وَسَعْدَيْكَ قَالَ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى قُلْتُ رَبِّ لَا أَدْرِي فَوَضَعَ يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيَّ فَوَجَدْتُ بَرْدَهَا بَيْنَ ثَدْيَيَّ فَعَلِمْتُ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ فَقُلْتُ لَبَّيْكَ رَبِّ وَسَعْدَيْكَ قَالَ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى قُلْتُ“Aku didatangi dalam mimpi oleh Rabb-ku dalam bentuk terbaik, lalu Dia berfirman “Wahai, Muhammad!” Aku menjawab,”Labbaik wa sa’daika.” Dia berfirman,”Apa yang diperdebatkan oleh para malaikat itu?” Aku menjawab,”Wahai, Rabb-ku, aku tidak tahu,” lalu Dia meletakkan tanganNya di kedua pundakku, sampai aku merasakan dingin di dadaku. Kemudian, aku dapat mengetahui semua yang ada di antara timur dan barat. Allah Azza wa Jalla berfirman,”Wahai, Muhammad!” Aku menjawab,”Labbaik wa sa’daika!” Dia berfirman,”Apa yang diperdebatkan oleh para malaikat itu?” Aku menjawab,”………“. Al hadits.Dalam hal wahyu ini, para ulama salaf, Ahli Sunnah wal Jama’ah memegangi pendapat, bahwa Nabi Musa Alaihissallam dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, keduanya pernah mendengar kalamullah al azaliy al qadim [1], yang merupakan salah satu sifat di antara sifat-sifat Allah. Pendapat ini sangat berbeda dan tidak seperti yang dikatakan oleh sebagian orang, bahwa yang terdengar adalah bisikan hati atau suara yang diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla pada sebatang Allah Azza wa Jalla menyampaikan risalahNya melalui perantaraan Malaikat Jibril, dan ini meliputi beberapa cara 1. Malaikat Jibril menampakkan diri dalam wujud aslinya. Cara seperti ini sangat jarang terjadi, dan hanya terjadi dua kali. Pertama, saat Malaikat Jibril mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam setelah masa vakum dari wahyu, yaitu setelah Surat al Alaq diturunkan, lalu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak menerima wahyu beberapa saat. Masa ini disebut masa fatrah, artinya kevakuman. Kedua, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melihat Malaikat Jibril dalam wujud aslinya, yaitu saat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dimi’ Malaikat Jibril Alaihissallam terkadang datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam wujud seorang lelaki. Biasanya dalam wujud seorang lelaki yang bernama Dihyah al Kalbiy. Dia adalah seorang sahabat yang tampan rupawan. Atau terkadang dalam wujud seorang lelaki yang sama sekali tidak dikenal oleh para sahabat. Dalam penyampaian wahyu seperti ini, semua sahabat yang hadir dapat melihatnya dan mendengar perkataannya, akan tetapi mereka tidak mengetahui hakikat permasalahan ini. Sebagaimana diceritakan dalam hadits Jibril yang masyhur, yaitu berisi pertanyaan tentang iman, Islam dan ihsan. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Di awal hadits ini, Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu menceritakan بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Pada suatu saat, kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang berpakaian sangat putih, sangat hitam rambutnya, tidak terlihat tanda-tanda melakukan perjalanan jauh, dan tidak tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya, sampai dia duduk di dekat Nabi Shallallahu alaihi wa sallamKemudian di akhirnya, yaitu sesaat setelah orang itu pergi, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada Umar Radhiyallahu anhu يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ“Wahai, Umar. Tahukah engkau, siapakah orang yang bertanya tadi?” Aku menjawab,”Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui,” kemudian Rasulullah bersabda,”Dia itu adalah Malaikat Jibril datang kepada kalian untuk mengajarkan kepada kalian din agama kalian.”Ini menunjukkan, meskipun para sahabat dapat melihatnya dan bisa mendengar suaranya, namun mereka tidak mengetahui jika dia adalah Malaikat Jibril yang datang membawa wahyu. Mereka mengerti setelah diberitahu oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Malaikat Jibril mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, namun ia tidak terlihat. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengetahui kedatangan Malaikat Jibril dengan suara yang mengirinya. Terkadang seperti suara lonceng, dan terkadang seperti dengung lebah. Inilah yang terberat bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, sehingga dilukiskan saat menerima wahyu seperti ini, wajah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berubah. Meski pada cuaca yang sangat dingin, beliau Shallallahu alaihi wa sallam bermandikan keringat, dan pada saat itu bobot fisik Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berubah secara diceritakan oleh salah seorang sahabat, yaitu Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, dia berkata “Allah Azza wa Jalla menurunkan wahyu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, sementara itu paha beliau Shallallahu alaihi wa sallam sedang berada di atas pahaku. Lalu paha beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjadi berat, sampai aku khawatir pahaku akan hancur”.[2]Beratnya menerima wahyu dengan cara seperti ini, juga diceritakan sendiri oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau Shallallahu alaihi wa ass ditanya يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ“Wahai, Rasulullah. Bagaimanakah cara wahyu sampai kepadamu?” Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab,”Terkadang wahyu itu datang kepadaku seperti suara lonceng, dan inilah yang terberat bagiku, dan aku memperhatikan apa dia katakan. Dan terkadang seorang malaikat mendatangi dengan berwujud seorang lelaki, lalu dia menyampaikannya kepadaku, maka akupun memperhatikan apa yang dia ucapkan.”Berdasarkan riwayat dan penjelasan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ini, maka dapat dipahami bahwa saat menerima semua wahyu, Rasulullah merasa berat. Namun, yang paling berat ialah cara yang semacam Wahyu disampaikan dengan cara dibisikkan ke dalam kalbu. Yaitu Allah Azza wa Jalla atau Malaikat Jibril meletakkan wahyu yang hendak disampaikan ke dalam kalbu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam disertai pemberitahuan bahwa, ini merupakan dari Allah Azza wa Jalla. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam kitab al Qana’ah, dan Ibnu Majah, serta al Hakim dalam al Mustadrak. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوْعِي لَنْ تَمُوْتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ وَلاَ يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمْ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُنَالُ مَاعِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ“Sesungguhnya Ruhul Quds Malaikat Jibril meniupkan ke dalam kalbuku “Tidak akan ada jiwa yang mati sampai Allah Azza wa Jalla menyempurnakan rizkinya. Maka hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, dan carilah rizki dengan cara yang baik. Janganlah keterlambatan rizki membuat salah seorang di antara kalian mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya apa yang di sisi Allah Azza wa Jalla tidak akan bisa diraih, kecuali dengan mentaatiNya“.Keempat Wahyu diberikan Allah Azza wa Jalla dalam bentuk ilham. Yaitu Allah memberikan ilmu kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, saat beliau berijtihad pada suatu Wahyu diturunkan melalui mimpi. Yaitu Allah Azza wa Jalla terkadang memberikan wahyu kepada para nabiNya dengan perantaraan mimpi. Sebagai contoh, yaitu wahyu yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim Alaihissalllam agar menyembelih anaknya. Peristiwa ini diceritakan oleh Allah Azza wa Jallaفَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ“Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar“. [ash Shaffat/37 102].Demikian cara-cara penerimaan wahyu Allah Azza wa Jalla yang diberikan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Semua jenis wahyu ini dibarengi dengan keyakinan dari si penerima wahyu, bahwa apa yang diterima tersebut benar-benar datang dari Allah Azza wa Jalla, bukan bisikan jiwa, apalagi tipu daya ala Nabiyina Muhammad, wa ala alihi washabihi wasallam.Diangkat dari as-Siratun Nabawiyah fi Dau-il Qur’an was Sunnah, Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, hlm. 269-271[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06//Tahun X/1427H/2006M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] _______ Footnote [1]. Kalamullah secara hakiki [2]. Shahih Bukhari
JAKARTA – Mantan Mufti Mesir, Syekh Ali Jum'ah, menjelaskan soal apakah wahyu para nabi dan rasul itu diturunkan dalam bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Termasuk juga ihwal, apakah wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW juga diturunkan kepada nabi dan rasul lainnya. Syekh Ali menjelaskan, wahyu yang diturunkan itu berbeda antara satu nabi dan nabi lainnya, sesuai tingkatan wahyu, risalah nabi yang disampaikan, dan kesiapan fisiknya. Disebutkan, wahyu adalah persoalan kosmologis yang erat hubungannya dengan aspek struktur manusia, fisiknya, dan penyampaiannya. Ketika wahyu diturunkan kepada salah satu nabi, menurut Syekh Ali, maka wahyu itu diturunkan sesuai energi tubuhnya. Jika tidak disesuaikan dengan fisik tubuh, tentu bisa meninggal. Dia menjelaskan, pembelahan dada sebelum perjalanan Isra dan Miraj adalah persiapan biologis bagi Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu dan menyampaikannya. Karena, terang Syekh Ali, sebagaimana sifat alam semesta, yaitu ketika seseorang naik 150 meter dari bumi, maka tekanan udara meningkat dan pada tingkatan tertentu menyebabkannya tidak bisa bertahan. Sebab itulah, ketika Nabi Muhammad SAW naik ke cakrawala yang lebih tinggi ke Sidratul Muntaha, tubuh Nabi SAW dipersiapkan terlebih dulu untuk menahan keadaan tersebut. "Dada Nabi Muhammad SAW dibelah karena tugas, posisi, dan wahyu yang diberikan kepadanya," katanya. Syekh Ali Jum'ah juga menjelaskan soal bagaimana wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu tidak serta-merta turun begitu saja. Ada persiapan yang perlu dilalui. Seperti pada Nabi SAW, yang selama enam bulan bermimpi dan di dalam mimpinya melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Nabi Muhammad SAW memperhatikan berbagai hal secara detail apa yang terjadi pada hari esok. Syekh Ali Jum'ah mengatakan, mimpi ini sebagai persiapan Nabi SAW untuk bisa berpindah antara alam nyata dan gaib. "Jika secara tiba-tiba ditimpakan begitu saja kepada seseorang, dia akan menjadi gila. Karena ada perbedaan yang jauh antara dunia yang terlihat dan dunia gaib, yang membuat pikiran tidak mampu menyerap pengetahuan ini, dan bisa menyebabkan pikirannya terganggu," tuturnya. Sumber masrawy BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
NilaiJawabanSoal/Petunjuk KITAB Wahyu Yang Diturunkan Kepada Nabi NUBUAT Wahyu yang diturunkan kepada nabi INJIL Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Isa TAURAT Kitab Perjanjian Lama yang diturunkan kepada Nabi Musa WAHYU Petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada nabi SYEKH Sebutan kepada orang Arab keturunan sahabat Nabi SAYYID Sebutan kepada orang Arab keturunan sahabat Nabi HABIBI Sebutan kepada orang Arab keturunan sahabat Nabi IMAN Keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya DASATITAH Sepuluh perintah Allah yang diberikan kepada nabi Musa RASUL Orang yang menerima wahyu Tuhan untuk disampaikan kepada manusia ZABUR Kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kpd Nabi Daud SUHUF 1 kitab Allah Swt yang diturunkan kpd para nabi dan rasul-Nya, merupakan lembaran yang bertulis; halaman buku; surat; dokumen; sahifah; 3 kertas bahan hasil daur ulang ALQURAN Firman-firman Allah yang diturunkan kpd Nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk ata... MENURUNKAN ...naknya; 4 menggembalakan ~ lembu; 5 menyampaikan wahyu sabda, ajaran, dsb Allah ~ wahyu kpd Nabi Muhammad saw; 6 memilih untuk ikut bermain berta... UNTUK Kepada ANBIA Para nabi ISA Nana nabi ADAM Nama Nabi NAAR Kepada Belanda TO Ke; kepada Inggris NUH Nama nabi REVELATION Wahyu Inggris TAKLUK Tunduk kepada HIRA Gua wahyu
Pertanyaan Apakah anda mengetahui permulaan Islam saat pergi ke gua dan tidak dapat membaca. Jika anda mengetahui, tolong bantu memberikan jawabannya. Teks Jawaban Urwah bin zubair, sesungguhya Aisyah istri Nabi sallallahu alaihi wa sallam berkata, “Dahulu wahyu pertama kali yang dialami oleh Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam adalah mimpi yang benar waktu tidur. Beliau tidak bermimpi kecuali dalam bentuk seperti waktu subuh. Kemudian beliau senang menyendiri. Maka beliau menuju ke gua Hira untuk beribadah beberapa malam, lalu pulang menemui istrinya sekaligus mengambil bekal, lalu berangkat lagi. Kemudian beliau pulang kembali menemui Khadijah untuk berbekal kembali. Hingga beliau dikejutkan dengan datangnya kebenaran ketika beliau di dalam gua Hira. Malaikat mendatanginya seraya berkata, “Bacalah !!" Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Saya tidak dapat membaca." Beliau berkata, “Lalu dia membawaku dan mendekapku hingga aku merasa kepayahan. Kemudian dia lepas dan bertanya, “Bacalah !!!" Saya menjawab, “Saya tidak dapat membaca. Dia kembali mendekapku yang kedua kali hingga aku merasa kepayahan. Kemudian aku dilepas dan bertanya, “Bacalah !!!" Aku menjawab, “Saya tidak dapat membaca." Maka dia mendekapku yang ketiga kalinya sampai aku merasa kepayahan. Kemudian dia melepasku, lalu berkata اقرأ باسم ربك الذي خلق . خلق الإنسان من علق . اقرأ وربك الأكرم . الذي علم بالقلم علَّم الإنسان ما لم يعلم “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” SQ. Al-Alaq 1-5 Kemudian Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam pulang dalam keadaan gemetar hingga menemui Khadijah seraya mengatakan, “Selimuti aku, selimuti aku." Lalu Khadijah menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Beliau berkata kepada Khadijah,”Wahai Khadijah, ada apa gerangan hingga diriku merasa takut?" Lalu beliau ceritakan kejadiannya. Khadijah mengatakan, “Tidak, ini adalah kabar gembira. Demi Allah, sungguh Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Demi Allah engkau menyambung saudara, jujur dalam berkata, membantu orang papa, membantu orang yang kekurangan lagi lemah, menjamu tahu, dan membantu untuk dalam berbagai jalan kebaikan." Lalu Khadijah mengajaknya menemui Waraqah bin Naufal –beliau adalah anak paman Khadijah dari bapaknya- , orang Kristen di masa jahiliyah. Biasanya beliau menulis dalam bahasa arab, maka dia menulis Injil dengan bahasa Arab semampu yang beliau tulis. Beliau sudah tua dan buta. Khadijah berkata, “Wahai anak paman, dengarkan dari anak saudaramu." Waraqah menjawab, “Wahai anak saudaraku apa yang terjadi pada dirimu?" Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam menceritakan peristiwa yang beliau lihat. Lalu Waraqah berkata, “Itu adalah malaikat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Seandainya aku masih muda belia dan masih hidup ketika kaummu mengelurkanmu." Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?" Waraqah mengatakan, “Ya, tidaklah seorang pun yang mendapatkan peristiwa sepertimu kecuali dia akan disakiti. Jika aku masih hidup mendapati saat itu, aku akan menolongmu dengan segenap kemampuan yang ada." Kemudian tidak lama setelah itu Waraqah meninggal dunia. Kemudian wahyu terputus, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam sedih. Muhammad bin Syihab berkata, saya diberitahu oleh Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Jabir bin Abdullah Al-Anshari radhiallahu anhuma berkata, "Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda – saat berbicara tentang masa terputusnya wahyu - Ketika aku berjalan, aku mendengar suara dari langit. Aku melihat ke atas, ada Malaikat yang mendatangiku di gua Hira duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku lalu meninggalkannya, lalu pulang sambil berkata, “Selimuti diriku, selimuti diriku." Lalu mereka menyeelimutinya. Maka Allah turunkan ayat يا أيها المدثر . قم فأنذر . وربك فكبر . وثيابك فطهر . والرجز فاهجر “Hai orang yang berkemul berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” SQ. Al-Mudatsir 1-5 Abu Salamah mengatakan, ia الرجز adalah berhala yang disembah penduduk sewaktu zaman jahiliyah. Kemudian berkata, “Kemudian wahyu turun berturut-turut." HR. Bukhari, no. 4671 dan Muslim, no. 160.
NilaiJawabanSoal/Petunjuk KITAB Wahyu Yang Diturunkan Kepada Nabi NUBUAT Wahyu yang diturunkan kepada nabi RASUL Sang Penerima Wahyu Nya MENURUNKAN ...naknya; 4 menggembalakan ~ lembu; 5 menyampaikan wahyu sabda, ajaran, dsb Allah ~ wahyu kpd Nabi Muhammad saw; 6 memilih untuk ikut bermain berta... LENGSERKAN Turunkan ANBIA Para nabi ISA Nana nabi ADAM Nama Nabi NOAH Nabi Nuh bahasa Inggris NUH Nama nabi SABDA Perkataan bagi Tuhan, nabi, raja, dsb REVELATION Wahyu Inggris MUHAMMAD Nabi dan rasul terakhir yang diutus Allah SWT HIRA Gua wahyu UMAT Penganut Nabi MUSA Nabi yang menyampaikan hukum taurat atau torah ISMAIL Seorang nabi, anaknya Nabi Ibrahim, saudaranya Nabi Ishaq AJWA Kurma nabi IBRAHIM Nama nabi dengan mukjizat kebal dan terbebas dari bara api NABI Sang Penerima Wahyu Nya BAHTERA Kapal yang dibuat oleh nabi Nuh WANGSIT Ilham, petunjuk, wahyu MAULID Peringatan hari lahir Nabi Muhammad BONGKAR Angkat, turunkan tentang muatan ARAB Asal nabi Muhammad SAW
wahyu yang diturunkan kepada nabi tts