3 Alasan Snouch Hurgronje, Van Volenhoven dan Ter Haar, BZN menentang keras bahwa hukum adat berasal dari agama. Ada yang mengatakan bahwa hukum adat itu berasal dari. hukum agama. Secara teori hal tersebut dapat dibenarkan karena adat istiadat merupakan suatu golongan hukum yang dahulu berasal dari hukum agama. SistemKonsinyasi adalah salah satu strategi penjualan yang melibatkan pihak (penjual) lain agar saling menguntungkan. Karena kita harus akui juga kalau berbisnis itu tidak bisa berdiri sendiri, perlu ada bantuan dari pihak lain agar bisnis bisa cepat berkembang. Apalagi di era sekarang ini, kolaborasi dalam bisnis akan sangat membantu sekali. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui Peran divisi Trade Partnership pada pelaksanaan E-commerce mengetahui kelebihan dan kekurangan pada proses kerja divisi Trade Metodepenjualan konsinyasi bisa dilakukan untuk menjual berbagai produk, seperti karya seni, pakaian dan aksesori, dan buku. Beberapa jenis penjualan eceran juga dapat dilihat sebagai bentuk khusus konsinyasi di mana produsen mengandalkan toko eceran untuk menjual produk mereka kepada konsumen, meskipun toko barang bekas dan toko barang bekas PenjualanKonsinyasi. Konsinyasi adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pemilik barang (consignor) kepada penjual (consignee). Tentunya, barang konsinyasi harus dibedakan dengan barang lainnya sebab konsinyasi tidak memerlukan harga modal. Dengan kata lain, penjual bisa menjual barang secara gratis yang dititipkan dari pemilik barang. Penjualanbarang; Penjualan jasa; Bunga, royalti dan dividen; Pengakuan masing-masing jenis pendapatan menurut PSAK adalah: Paragraf 14 PSAK 23 menyatakan bahwa "Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi: Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kpd pembeli; . Buat kamu yang sering berkecimpung di dunia pemasaran, terutama untuk produk-produk yang diproduksi dalam jumlah besar, biasanya sudah tidak akan asing lagi dengan istilah konsinyasi. Dalam perdagangan suatu produk, sistem konsinyasi sering digunakan antara Distributor dengan pengecer; atauDistributor dengan pabrik atau produsen. Banyak pelaku usaha menggunakan sistem ini karena dianggap lebih aman dan tidak beresiko daripada menggunakan sistem jual beli yang umum dilakukan. Sehingga sistem ini banyak sekali diterapkan dalam hubungan perdagangan suatu produk oleh pihak produsen maupun distributor atau pedagang grosir. Walaupun sistem konsinyasi sudah umum dan banyak digunakan dalam hubungan bisnis perdagangan, tahukah kamu apa itu konsinyasi? Apa Itu Konsinyasi? Pengertian Konsinyasi Konsinyasi adalah suatu sistem dalam hubungan perdagangan. Di mana pihak pemilik produk disebut juga consignor menitipkan produknya pada pihak yang dipercayainya untuk menjual produk tersebut dalam istilah lain disebut consignee, dan pembayaran produk tersebut dilakukan setelah produknya terjual, sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Sistem konsinyasi biasanya digunakan pada produk yang berwujud, bukan pada produk jasa atau yang bersifat abstrak. Karena dalam sistem ini harus ada bentuk nyata produk yang dititipkan. Ciri-Ciri Sistem Konsinyasi Tidak semua hubungan dagang dengan sistem pembayaran di belakang atau setelah produknya laku bisa dikategorikan sebagai konsinyasi, seperti pada produk jasa. Hubungan dagang yang menggunakan sistem konsinyasi pada umumnya memiliki ciri-ciri atau kriteria sebagai berikut. Produk yang dititipkan berbentuk barang nyata atau benda, bukan produk jasa atau layanan yang bersifat kesepakatan antara consignor atau pemilik produk dengan consignee atau penjual yang menerima titipan produk yang dititipkan sudah ditetapkan terlebih dahulu, demikian juga besarnya fee yang akan diperoleh saat produk tersebut laku umumnya sistem konsinyasi banyak digunakan pada produk dengan merek yang masih baru dan memiliki jangka waktu kadaluwarsa. Secara sederhana prinsip dalam sistem ini hampir sama dengan membeli suatu barang dengan cara dicicil, di mana si consignee seolah-olah berhutang kepada consignor. Keuntungan Menggunakan Sistem Konsinyasi Pada dasarnya kenapa sistem ini banyak digunakan dalam dunia perdagangan, faktornya adalah karena sifatnya yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Baik pemilik produk maupun penjual yang menerima titipan produk. Selain itu ada beberapa keunggulan lain dari sistem konsinyasi, yaitu Bagi pemilik produk Consignor 1. Menghemat biaya promosi Dengan mengadakan konsinyasi, otomatis produk yang dititipkan ke penjual bisa langsung terpromosikan. Penjual yang menerima titipan barang biasanya secara aktif akan berusaha menawarkan produk tersebut, sebagai produk baru kepada para pelanggannya. Karena pada sistem ini, tidak ada penjualan = tidak mendapat penghasilan. Selain itu, pada umumnya penjual yang menerima titipan barang, tidak akan keberatan jika tempatnya dipasangi poster ataupun spanduk produk yang dititipkan untuk membantu promosinya. 2. Mengurangi kebutuhan SDM Dengan menitipkan produk kepada penjual yang akan menjualkan serta melakukan promosi pasif, pemilik produk dapat saja memutuskan untuk tidak melakukan promosi aktif ataupun memasarkan langsung produknya. Dengan demikian, selain menghemat biaya promosi, hal ini juga akan mengurangi kebutuhan sumber daya manusianya. 3. Menambah jaringan pemasaran Hubungan pemilik dengan penerima produk otomatis akan menambah jaringan pemasaran produknya yang akan memperluas jangkauan pasar. Belum lagi jika penjual yang menerima titipan produk tadi juga memiliki jaringan pemasaran di bawahnya, hal ini akan membuat pemasaran produk tersebut menjadi lebih efisien. Bagi penjual yang menerima produk Consignee 1. Menghemat modal awal Dengan menggunakan sistem konsinyasi, penjual yang menerima titipan produk, tidak perlu membeli produk terlebih dahulu. Pembayarannya pun dilakukan pada jangka waktu tertentu setelah produknya terjual. Dengan demikian penjual tidak perlu mengeluarkan modal untuk membeli produk dari consignor. Selain itu, biasanya pemilik produk sudah menyediakan alat bantu promosi bersama produknya. Seperti banner, poster, dan masih banyak lagi. Sehingga penjual yang menerima titipan produk tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk alat promosi. 2. Mengurangi resiko Apabila barang yang dititipkan tidak laku, atau kadaluwarsa, produk tidak perlu dibayar dan dapat ditukarkan kembali kepada pemilik produk. Selagi stok atau persediaannya masih ada. Dengan demikian si penerima titipan produk dapat mengurangi resiko apabila produk yang dititipkan oleh pemilik produk kurang atau tidak laku. 3. Menambah jenis produk Dengan adanya penitipan, maka jenis produk yang dapat dijual consignee akan bertambah tanpa perlu mengeluarkan modal terlebih dahulu. Keberadaan jenis produk baru juga membuka peluang bertambahnya konsumen baru yang akan berbelanja. Apalagi jika produk tersebut hanya dititipkan di tempatmu saja, hal ini akan membuatmu langsung menjadi distributor produk tadi untuk wilayah tertentu. Mau tidak mau orang-orang hanya dapat membelinya di tempatmu. Kelemahan Sistem Konsinyasi Kerugian Konsinyasi Bagi Pemilik Produk Consignor 1. Resiko tidak laku Jika produk yang dititipkan tidak laku terjual atau sampai kedaluwarsa, maka otomatis yang mengalami kerugian adalah pemilik produk. Karena biaya produksi yang telah dikeluarkan tidak kembali akibat tidak terjualnya produk tersebut. 2. Pemasukan tertunda Pemilik produk belum mendapatkan penghasilan dari produknya, sampai penjual consignee menyetorkan uang hasil penjualannya. 3. Modal mengendap Sebelum produk terjual dan penjual yang menerima titipan produk menyetorkan uang hasil penjualannya, maka modal yang digunakan oleh pemilik produk untuk memproduksi produknya belum berputar. 4. Pemahaman produk consignee kurang Penjual yang menerima titipan produk, belum tentu memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang produk sesuai dengan kriteria yang diinginkan pemilik produk. Akibatnya bisa saja promosi yang dilakukan oleh penjual yang menerima titipan produk tadi kurang tepat. Hal ini bisa berpeluang mencederai brand produk yang dititipkan. Kerugian Konsinyasi Bagi Penjual Penerima Titipan Consignee Bagi penjual yang menerima titipan produk dari pemilik produk, resiko yang dihadapinya hanya jika produk tersebut tidak laku atau lambat penjualannya. Akibat dari produk yang tidak laku akan mengurangi peluang penghasilan yang akan didapat. Sehingga, produk yang dititipkan pun dapat memakan tempat penyimpanan selagi belum terjual. Keuntungan akan Didapat, Jika Semuanya Sesuai Sekalipun sistem konsinyasi dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik pemilik produk maupun penerima titipan produk. Proses pelaksanaannya tetap perlu dilakukan secara teliti. Terutama bagi pemilik produk, perlu kejelian dalam melihat penjual yang akan menerima titipan produknya, sesuai atau tidak dengan karakter produk yang dimilikinya. Demikian juga bagi penjual, agar tidak menerima titipan produk, jika produk yang akan dititipkan tidak sesuai dengan karakter bisnisnya. Baca Juga Artikel Lainnya Punya Rencana Cari Modal Usaha? Baca Ini Dulu!Tingkatkan Efektivitas Komunikasi dan Promosi Bisnis dengan Whatsapp Bisnis Penjualan konsinyasi merupakan sebuah bentuk kerjasama atau suatu perjanjian antara dua pihak dimana salah satu pihak sebagai pemilik barang consignor yang menyerahkan barangnya kepada pihak penjual consignee untuk dijual dan kemudian akan mendapatkan komisi tertentu sesuai dengan perjanjian yang ada. Dengan kata lain, pihak penjual consignee bisa menjual barang secara gratis barang yang dititipkan dari pemilik barang consignor. Akan tetapi, pihak penjual tidak bisa menaikkan harga sebab komisi pihak penjual diberikan langsung oleh pihak pemilik barang itu sendiri. Jenis bisnis ini jelas berbeda dibandingkan dengan reseller ataupun dropshipper. Sebab, jika reseller dan dropshipper bisa menentukan sendiri margin profit yang ingin mereka dapatkan. Sistem penjualan konsinyasi sendiri ternyata sudah banyak diterapkan di Indonesia sejak lama, diantaranya pada bidang makanan, elektronik, perabotan rumah tangga, dan bidang usaha lainnya. Lalu, apa sajakah kelebihan dari penjualan konsinyasi? Kelebihan bagi pemilik produk consignor 1. Memperluas pasar dan menghemat biaya promosi 2. Tidak perlu bingung memikirkan penjualan 3. Menghemat SDM dan biaya pelanggan, dan atau tidak perlu membayar gaji pegawai 4. Bisa lebih fokus kepada pengembangan produk Kelebihan bagi penjual atau penyalur consignee 1. Dapat keuntungan tanpa mengeluarkan modal 2. Risiko kecil, atau tidak akan merugi jika barang tidak laku 3. Dapat komisi penjualanan 4. Mendapatkan display produk yang beragam varian Sementara itu, ada kelebihan tentu saja ada juga kekurangannya. Berikut kekurangan dari penjualan konsinyasi bagi pemilik barang. Kekurangan bagi pemilik barang consignor 1. Tidak dapat mengontrol penjualan, atau bisa saja promosi tidak sesuai dengan ekspektasi 2. Risiko kerugian 3. Barang bisa saja dikembalikan tanpa terjual, serta barang rusak 4. Keuntungan tidak bisa langsung diterima Kalau untuk kekurangan bagi pihak penjual atau penyalur consignee, sistem penjualan konsinyasi tidak memiliki risiko apapun bagi pihak penjual. Hal ini dikarenakan, produk yang dijual memang bukan produk milik mereka sendiri, melainkan sebuah titipan dari pemilik barang. Bagi pihak penjual, keuntungan dapat diperhitungkan dari seberapa banyak barang yang terjual. Akan tetapi, jika barang tidak habis terjual, maka pihak penjual tidak akan mengalami kerugian karena consignor atau pemilik barang akan menarik kembali produk yang tidak laku tersebut. Untuk memudahkan Anda dalam menjalankan bisnis dengan sistem penjualan konsinyasi ini, Anda bisa menggunakan Keysoft ERP sebagai solusi bisnis Anda. Untuk informasi lebih lanjut, bisa klik disini. Konsinyasi – Di dalam dunia bisnis akan selalu berkaitan dengan hal transaksi jual beli, sehingga akan selalu ada penjual dan pembeli. Dengan kata lain, tanpa adanya penjual dan pembeli, maka dunia bisnis tidak akan berjalan dengan lancar. Penjual dan pembeli ini akan saling memberikan keuntungan, penjual akan menghasilkan keuntungan dari produk yang dijual dan pembeli bisa menggunakan produk dari penjual. Sudah menjadi hal yang umum bagi para pegiat yang melakukan bisnis kalau kerja sama menjadi salah satu kunci sukses dalam mengembangkan suatu bisnis. Kerja sama yang dilakukan harus saling menguntungkan satu sama lain. Apabila suatu kerja sama tidak saling menguntungkan, maka akan ada pihak yang dirugikan dan bisa menyebabkan kerja sama gagal, sehingga bisa menghambat perkembangan suatu bisnis. Oleh sebab itu, ketika kita melihat suatu bisnis yang sudah besar pasti dibaliknya ada kerja sama yang telah disepakati. Supaya kerja sama bisa saling menguntungkan, maka sebagian pebisnis membuat perjanjian kerja sama. Perjanjian kerja sama ini harus disepakati oleh kedua belah pihak agar tidak terjadi kecurangan. Kerja sama ini sebenarnya banyak sekali bentuknya, sehingga setiap orang atau kelompok yang menjalankan suatu bisnis harus memilih kerja sama yang benar-benar bisa menguntukan dan bisa mengembangkan sebuah bisnis. Salah kerja sama yang sangat bermanfaat untuk perkembangan suatu bisnis adalah konsinyasi. Kerja sama ini dilakukan dengan menjual suatu produk yang diambil dari produsen yang kemudian produk itu dijual kembali. Misalnya, ada sebuah toko yang memberikan penawaran kerja sama untuk menjual produknya kepada Anda, kemudian keuntungan dari penjualan dibagi sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati. Dengan adanya kerja sama seperti itu, maka risiko untuk mendapatkan kerugian akan lebih kecil karena barang yang dijual bukan diproduksi langsung, melainkan dari produsen. Selain itu, konsinyasi ini bisa mengembangkan suatu bisnis yang sedang dirintis karena produsen akan mengetahui apakah produknya bisa diterima oleh orang banyak atau tidak, sehingga bisa mengevaluasi apa yang harus dipertahankan dari suatu produk dan apa yang harus diperbaiki dari suatu produk. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan melakukan penjualan konsinyasi? Supaya kamu mengetahui lebih dalam tentang penjualan konsinyasi, maka bisa membaca artikel ini sampai habis, Grameds. Jadi, selamat membaca. Pengertian Konsinyasi Tips Penjualan Konsinyasi Agar Saling Menguntungkan1. Harus Memiliki Perjanjian Konsinyasi yang Saling Menguntungkan2. Pilihlah Produk yang Sesuai Dengan Toko3. Harus Mengenali Produk Dengan Baik4. Produk yang Dijual Harus Dipastikan Diletakkan di Tempat yang Terlihat5. Harus Berpikir Kerja Sama Untuk Waktu yang LamaKeuntungan Penjualan KonsinyasiUntuk Pengirim Produk Consignor1. Tidak Perlu Menyewa Toko2. Memperkenalkan Merek Barang3. Peluang Barang Laris Lebih Besar4. Tidak Perlu Membayar Penyimpanan5. Mudah Mengetahui Barang Laku dan Tidak Laku6. Bisa Menjalin Hubungan Lebih Lama dengan Pengecer7. Menambah KeuntunganUntuk Penerima Produk Consignee1. Tidak Perlu Membayar Barang2. Barang Tidak Laku Bisa Dikembalikan3. Terhindar dari Kehabisan Stok Barang4. Barang yang Dititipkan Bisa Membuat Pelanggan Baru TertarikKekurangan Penjualan Konsinyasi Untuk Pengirim Produk Consignor1. Tidak Mendapatkan Pembayaran di Awal 2. Bisa Mengalami Kerugian yang Cukup Banyak3. Harus Mengambil Barang yang Tidak Laku4. Tidak Semua Barang Cocok dengan Penjualan Konsinyasi Untuk Penerima Produk Consignee1. Harus Memberi Ruang2. Bisa Memunculkan Konflik Jika Barang Konsinyasi Jenisnya Sama3. Pengirim Barang Tidak Mau Menanggung KerusakanContoh Konsinyasi1. Penjualan Konsinyasi Antara Produsen Besar dengan Toko Ritel yang Berskala Kecil2. Penjualan Konsinyasi Antara Toko Besar dengan UMKMBuku Tentang BisnisArtikel Terkait Istilah Bisnis Dalam memahami suatu hal, sudah seharusnya kalau harus mengetahui pengertiannya, begitu juga dengan pengertian dari konsinyasi. Konsinyasi itu sendiri sebenarnya bukan hanya terkait pada bidang bisnis saja, tetapi juga terkait bidang hukum. Dalam bidang hukum, konsinyasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang di mana sudah ada uang yang dititipkan kepada pengadilan. Pada umumnya, konsinyasi dalam bidang hukum terjadi ketika ada seorang penagih utang yang menolak untuk menerima pembayaran dari tertagih hutang. Sementara itu, konsinyasi dalam bidang bisnis bisa dibilang sebagai suatu kerja sama yang dilakukan oleh pemasok atau pengirim barang dengan pengecer atau penerima barang. Dalam konsinyasi ini, pengirim barang akan memberikan ketersediaan barang atau produk kepada penerima barang. Meskipun memberikan ketersediaan barang, tetapi pengirim barang tidak akan mendapatkan penghasilan selama barang atau produk yang diberikan belum laku terjual oleh penerima barang. Oleh sebab itu, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, konsinyasi dalam bidang bisnis berarti penitipan barang dagangan kepada agen atau orang untuk dijualkan dengan pembayaran. Maka dari itu, konsinyasi dalam bidang bisnis ini sering disebut juga dengan istilah “jual titip”. Sederhananya, pemasok barang akan menjual barangnya dengan cara menitipkan barang kepada pengecer yang kemudian keuntungan akan dibagi berdasarkan penjualan akhir. Bagi para pengecer atau penerima barang, kerja sama konsinyasi ini sangat menghemat biaya karena tidak perlu membeli barang yang akan dijual, tetapi barang-barang yang ada di toko pengecer bisa terpenuhi. Apabila pengecer dapat menjual barang yang sudah diterima, maka penerima barang atau pemasok mendapatkan keuntungan dan akan membayar komisi kepada pengecer. Pada umumnya, pemasok barang akan memberikan komisi sekitar 20-60 persen dari penjualan akhir. Uniknya dari konsinyasi bisnis ini adalah apabila semua barang diberikan pemasok tidak laku, maka barang-barang tersebut bisa dikembalikan kepada pemasok tanpa harus membayar ganti rugi. Dalam kerja sama konsinyasi, pemberi barang dan penerima barang akan sama-sama mendapatkan keuntungan karena pemberi barang bisa melihat perkembangan produknya dan penerima barang bisa mendapatkan keuntungan dari produk yang dijualnya. Supaya pemberi barang dan penerima barang selalu memperoleh win-win solution, maka dibuatlah perjanjian konsinyasi yang telah disepakati kedua belah pihak. Tips Penjualan Konsinyasi Agar Saling Menguntungkan Supaya kamu tidak merasa dirugikan ketika melakukan kerja sama konsinyasi, maka sebaiknya harus memerhatikan beberapa hal. Berikut ini tips agar penjualan konsinyasi bisa saling menguntungkan. 1. Harus Memiliki Perjanjian Konsinyasi yang Saling Menguntungkan Hal pertama yang harus dilakukan agar konsinyasi dapat berjalan dengan baik adalah membuat perjanjian konsinyasi yang saling menguntungkan. Hal ini harus dilakukan agar tidak ada yang merasa dirugikan serta penerima barang dan pengirim baran dapat menjalankan perannya dengan maksimal. Selain itu, perjanjian konsinyasi ini sifatnya harus terbuka dan jelas, sehingga tidak ada kecurangan pada perjanjian tersebut. 2. Pilihlah Produk yang Sesuai Dengan Toko Hal kedua yang perlu diperhatikan saat melakukan penjualan konsinyasi adalah pengirim barang atau pemilik produk harus cermat dalam memilih toko pengecer supaya produk yang dititipkan laris terjual. Semakin banyak produk yang terjual, maka keuntungan akan semakin besar dan merek produk menjadi lebih dikenal oleh banyak orang. Misalnya, sepatu olahraga tidak akan laku, jika dijual di toko sepatu formal. Oleh sebab itu, kecermatan ini harus dilakukan dengan teliti supaya penjualan konsinyasi terus mengalami peningkatan. 3. Harus Mengenali Produk Dengan Baik Ketika kamu sudah memutuskan untuk melakukan kerja sama dengan cara konsinyasi, maka kamu harus mengenali produk dengan baik. Hal seperti ini bukan hanya dilakukan oleh pengirim barang saja, tetapi penerima barang juga harus melakukan ini. Ketika kedua belah pihak sudah mengenali produk dengan baik itu berarti sudah mengetahui setiap tanggung jawabnya. Khusus bagi pengirim barang, ketika menitipkan suatu produk, sebaiknya tunjukkan bahwa produk yang dititipkan dalam keadaan kualitas yang baik. 4. Produk yang Dijual Harus Dipastikan Diletakkan di Tempat yang Terlihat Hal keempat yang perlu kamu perhatikan ketika melakukan konsinyasi dengan pengecer adalah harus memastikan bahwa produk yang dititipkan diletakkan di tempat yang terlihat. Jika, produk diletakkan di tempat yang terlihat, maka peluang produk tersebut laris terjual akan semakin besar. Namun, produk yang diletakkan di tempat yang tidak terlihat kemungkinan produk yang dititipkan laku semakin kecil. Oleh sebab itu bagi pengirim produk atau pemilik produk, sebaiknya ikut berperan dalam menentukan letak dari produk yang akan dititipkan. 5. Harus Berpikir Kerja Sama Untuk Waktu yang Lama Perjanjian konsinyasi ini harus bisa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga antara pengirim produk dan penerima produk bisa menciptakan hubungan simbiosis mutualisme. Dengan kata lain, kedua belah pihak sama-sama diuntungkan, sehingga selalu ingin melakukan kerja sama. Keuntungan yang dirasakan oleh pemilik produk atau pengirim produk itu berupa merek produk semakin dikenal oleh banyak orang. Sementara itu, keuntungan yang dirasakan oleh penerima produk berupa mendapatkan keuntungan dan stok ketersediaan barang di toko tak pernah habis Keuntungan Penjualan Konsinyasi Adanya kerja sama konsinyasi antara kedua belah pihak menandakan bahwa ada keuntungan yang bisa dirasakan oleh pengirim barang consignor dan penerima barang consignee. Berikut ini beberapa keuntungan dari penjualan konsinyasi Untuk Pengirim Produk Consignor 1. Tidak Perlu Menyewa Toko Benar sekali, pengirim produk atau pemilik produk ketika ingin memasarkan produknya tidak harus memiliki toko atau menyewa toko untuk berjualan. Hal ini dikarenakan, pengirim produk hanya menitipkan ke beberapa toko yang benar-benar cocok untuk diajak kerja sama. Tidak adanya biaya menyewa toko menandakan bahwa tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk menyewa toko, sehingga keuntungan yang bisa diambil bisa semakin besar. 2. Memperkenalkan Merek Barang Seorang atau kelompok yang membangun sebuah perusahaan pasti ingin sekali kalau merek produknya dikenal oleh banyak orang, sehingga mampu bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi merek dagang ini bisa diperkenalkan langsung terhadap pelanggan baru. Manfaat ini akan sangat bermanfaat sekali untuk kemajuan perusahaan agar semakin banyak orang yang mengetahui suatu produk. 3. Peluang Barang Laris Lebih Besar Dalam dunia bisnis, memperoleh keuntungan merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Keuntungan itu sendiri diperoleh dengan adanya produk yang laris terjual. Oleh sebab itu, supaya pemilik produk mampu menjual produk-produknya dengan cepat, maka salah satu caranya adalah melakukan penjualan konsinyasi. Produk yang dihasilkan ini bisa dititipkan lebih dari satu toko. 4. Tidak Perlu Membayar Penyimpanan Keuntungan berikutnya yang bisa dirasakan oleh pengirim produk atau pemilik produk ketika melakukan penjualan konsinyasi adalah tidak perlu membayar tempat penyimpanan. Tidak adanya biaya tempat penyimpanan menghemat biaya produksi. Selain itu, tidak adanya biaya untuk tempat penyimpanan disebabkan karena produk yang tidak laku bisa langsung dibuang makanan kedaluwarsa. 5. Mudah Mengetahui Barang Laku dan Tidak Laku Dengan adanya, penjualan konsinyasi, pemilik produk akan mudah mengetahui barang yang laris dipasaran dan barang yang tidak laku. Hal ini sangat bermanfaat karena pemilik produk bisa meningkatkan produk yang laris terjual dan mengevaluasi produk yang tidak laku. 6. Bisa Menjalin Hubungan Lebih Lama dengan Pengecer Kerja sama yang saling menguntungkan ini bisa meningkatkan hubungan lebih lama dengan pengecer. Keuntungan ini sangat bermanfaat bagi pemilik produk karena pengecer mau menjual produknya lebih lama. 7. Menambah Keuntungan Keuntungan yang terakhir ini bisa dibilang keuntungan utama yang bisa dirasakan oleh pemilik produk dari penjualan konsinyasi yaitu menambah keuntungan. Keuntungan yang terus mengalami peningkatan bisa memajukan perusahaan yang sedang dibangun oleh pemilik produk. Untuk Penerima Produk Consignee 1. Tidak Perlu Membayar Barang Bagi penerima produk atau pengecer tidak perlu membayar produk yang dititipkan oleh pengirim produk, sehingga tidak membutuhkan modal. Meskipun tidak membutuhkan modal yang banyak, tetapi ketersediaan barang di toko semakin banyak, sehingga bisa menarik banyak pembeli. 2. Barang Tidak Laku Bisa Dikembalikan Keuntungan penjualan konsinyasi yang bisa dirasakan oleh penerima barang adalah barang yang tidak laku bisa dikembalikan kepada pengirim produk. Dengan kata lain, penerima produk tidak perlu mengganti rugi produk-produk yang tidak laku. 3. Terhindar dari Kehabisan Stok Barang Ketika memiliki warung sembako kecil supaya banyak pembelinya, maka stok barang harus selalu ada. Dengan adanya penjualan konsinyasi, maka stok barang bisa terjamin karena pemilik warung bisa memesan kembali produk yang sudah habis tanpa harus berbelanja terlebih dahulu. 4. Barang yang Dititipkan Bisa Membuat Pelanggan Baru Tertarik Selain stok barang yang selalu ada, ternyata penjualan konsinyasi bisa memberikan keuntungan kepada penerima barang berupa adanya pelanggan baru. Pada umumnya, munculnya pelanggan baru disebabkan karena barang-barang yang dijual merupakan keluaran terbaru yang dikirimkan oleh pengirim produk. Kekurangan Penjualan Konsinyasi Setelah adanya kelebihan dari penjualan konsinyasi, maka pembahasan berikutnya adalah kekurangan dari penjualan konsinyasi, yaitu Untuk Pengirim Produk Consignor 1. Tidak Mendapatkan Pembayaran di Awal Pengirim produk harus berani menitipkan suatu produk walaupun belum mendapatkan pembayaran di awal. Hal ini menjadi kekurangan dari penjualan konsinyasi karena pengirim produk atau pemilik produk tidak memiliki jaminan ketika produknya tidak terjual habis. 2. Bisa Mengalami Kerugian yang Cukup Banyak Pengirim produk bisa mengalami kerugian yang cukup besar, jika salah memilih pengecer. Kesalahan memilih pengecer bisa menyebabkan produk yang dititipkan sulit untuk terjual atau bahkan tidak terjual dengan maksimal. 3. Harus Mengambil Barang yang Tidak Laku Apabila ada produk yang dititipkan tidak laku terjual, maka pengirim produk harus mengambil produk tersebut. Hal seperti itu bisa menyebabkan kerugian bagi pengirim produk atau pemilik produk. 4. Tidak Semua Barang Cocok dengan Penjualan Konsinyasi Sayangnya penjualan konsinyasi ini tidak bisa berlaku terhadap semua jenis barang. Oleh sebab itu, bagi pemilik produk harus memastikan apakah produk yang dihasilkan bisa dijual secara konsinyasi atau tidak. Untuk Penerima Produk Consignee 1. Harus Memberi Ruang Penerima produk harus menyediakan ruang yang cukup, jika menerima suatu produk yang dititipkan. Hal ini bisa membuat ruangang semakin kecil apalagi bagi warung sembako kecil. Maka dari itu, harus memberi ruang ketika melakukan penjualan konsinyasi menjadi suatu kekurangan. 2. Bisa Memunculkan Konflik Jika Barang Konsinyasi Jenisnya Sama Kekurangan dari penjualan konsinyasi berikutnya adalah bisa memunculkan konflik. Pada umumnya konflik ini bisa terjadi ketika ada produk yang sama dijual dalam satu toko, sehingga pengirim produk bisa berkonflik. 3. Pengirim Barang Tidak Mau Menanggung Kerusakan Beberapa perjanjian konsinyasi mengharuskan penerima produk mengganti produk yang rusak walaupun kerusakannya tidak tahu disebabkan karena apa. Contoh Konsinyasi Supaya lebih mudah memahami apa itu konsinyasi, maka di bawah ini akan diberikan dua contoh penjualan konsinyasi yang sering terjadi, di antaranya 1. Penjualan Konsinyasi Antara Produsen Besar dengan Toko Ritel yang Berskala Kecil Contoh penjualan konsinyasi yang pertama ini sering terjadi pada produsen besar dengan toko ritel kecil. Adapun beberapa produk yang biasanya dilakukan pada penjualan konsinyasi, seperti kopi kemasan, mie instan, jajanan kecil, sabun, pasta gigi, dan produk-produk yang bisa diecerkan lainnya. Sederhananya, ketika kamu atau keluarga kamu ada yang memiliki warung sembako kecil di sebuah kampung atau perumahan. Biasanya akan ada seseorang yang menawarkan suatu produk dari perusahaan ritel B, seseorang tersebut akan melakukan perjanjian penjualan konsinyasi dengan pemilik warung tersebut. 2. Penjualan Konsinyasi Antara Toko Besar dengan UMKM Contoh kedua ini biasanya sering terjadi ketika penjualan konsinyasi dilakukan oleh toko besar dengan UMKM. Penjualan konsinyasi ini bisa terjadi ketika kamu seseorang yang memiliki sebuah produk yang belum begitu besar, kemudian ingin memasarkan produknya dengan cara mengajukan proposal terhadap pasar swalayan. Pengajuan proposal ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk. Sumber Dari berbagai macam sumber ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Maksimalkan Bisnis dengan Sistem Penjualan Konsinyasi Beli putus adalah? Bagaimana cara maksimalkan bisnis dengan sistem penjualan konsinyasi? Blog Mekari Jurnal disini akan mengulasnya dengan lengkap. Ada banyak macam-macam bentuk kerja sama dalam dunia bisnis, salah satunya adalah penjualan konsinyasi. Metode penjualan ini merupakan perjanjian antara dua pihak. Salah satu pihak disebut sebagai pemilik barang yang menyerahkan barangnya ke pihak tertentu untuk menjualnya, lalu akan mendapatkan komisi tertentu. Pihak pemilik barang biasa disebut dengan consignor, sedangkan pihak yang menjual barang disebut consignee. Metode penjualan konsinyasi sebenarnya sudah banyak dilakukan. Seperti di bidang makanan, elektronik dan bidang usaha lainnya. Beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa banyak pelaku bisnis menerapkan sistem penjualan konsinyasi. Coba Fitur Laporan Keuangan dan Bisnis Aplikasi Jurnal untuk Keputusan Bisnis Lebih Cepat dan Akurat! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Dengan membaca tulisan topik sistem penjualan konsinyasi ini anda akan bisa mejawab beberapa pertanyaan seperti Sebutkan bentuk kegiatan penjualan dalam perjanjian konsinyasi? Contoh penjualan sistem konsinyasi? Dalam penjualan dengan sistem konsinyasi ada prosedur sistem berjalan yaitu? Sistem pemasaran dengan cara menitipkan produk atau barang ke toko atau warung yang pembayarannya dilakukan setelah barang laku terjual dinamkan sistem pemasaran apa? Untuk mengetahui hal tersebut, Anda perlu paham lebih lanjut mengenai sistem penjualan konsinyasi. Berikut beberapa rangkuman mengenai penjualan konsinyasi yang dapat Anda ketahui. 1. Apa Itu Penjualan Konsinyasi? Sistem penjualan konsinyasi atau biasa disebut penjualan titipan, hingga kini masih terjadi di masyarakat sekitar kita. Sistem konsinyasi adalah salah satu skema bisnis yang memiliki kelebihan sendiri dibandingkan dengan beli-putus. Penjualan beli-putus adalah pembeli membeli barang dagangan dari penjual dan seluruh risiko terkait barang langsung pindah ke pembeli. Baik penjualan yang dilakukan dengan cash atau kredit. Ada beberapa hal yang terjadi dalam pembelian beli-putus, sebagai berikut. Retur penjualan. Kewajiban kontinjensi contingency. Saat ada kewajiban konstruktif yang terjadi atas sebuah kejadian sehingga perusahaan harus membayar sejumlah uang pada konsumen. Garansi, di mana ketika barang yang dijual tidak jadi dibeli oleh pembeli karena cacat atau rusak. Maka perusahaan memiliki kewajiban untuk membeli kembali barang tersebut refund. Biasanya, beberapa bisnis menggunakan skema penjualan titipan atau sistem penjualan konsinyasi adalah sebagai berikut. Produk makanan titip jual di supermarket. Produk makanan titip jual di warung atau toko klontong. Surat kabar atau majalah yang dititip jualkan di loper atau agen koran. Buku-buku oleh penerbit titip jual di toko buku atau gerai. Produk obat-obatan titip jual di apotek. Baca Juga Kelebihan dan Kekurangannya Penjualan Dengan Sistem Konsinyasi 2. Contoh Akuntansi dalam Penjualan Konsinyasi Sistem akuntansi atau pencatatan dari semua transaksi dalam penjualan konsinyasi digolongkan dalam beberapa hal, yaitu a. Pencatatan Terselesaikan Dengan Tuntas Jika perjanjian selesai, pihak pemilik barang akan menyusun laporan keuangan pada akhir periode akuntansi. Maka, prosedur pencatatan dan pos-pos jurnal yang dibuat oleh konsinyor berdasarkan atas pengiriman, penjualan, pembayaran barang, dan penyelesaian keuangan oleh pihak penjual consignee pada pemilik barang consignor, sebagai berikut Penjualan oleh pihak konsinyi Seperti penjualan biasa, konsinyi mencatat penjualan konsinyasi. Masing-masing disertai dengan ayat jurnal untuk mencatat beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor. Beban yang dikeluarkan meliputi, barang-barang yang dijual, perkiraan pembelian atau perkiraan harga pokok penjualan didebet dan perkiraan pihak konsinyor dikredit. Baca Juga Memilih Syarat Pembayaran yang Tepat Komisi atau laba yang harus diterima bagi pihak konsinyi Pendapatan atas penjualan konsinyi akan tergambar dalam laba kotor pihak konsinyi atas ayat jurnal yang dibuat. Maka, pihak konsinyi tidak perlu lagi membuat jurnal untuk komisi atau laba atas penjualannya. Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi Konsinyi mencatat pembayaran pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan kas. Pastikan Anda Sudah Pakai Jurnal By Mekari! Software Akuntansi Online Terpercaya! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Pencatatan buku konsinyor jika transaksi konsinyor diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa Pada laporan laba rugi, saldo rekening pengiriman barang-barang dikurangkan dari jumlah yang tersedia untuk dijual dalam bentuk besarkan HPP reguler. Jurnal tetap dibuat meskipun tidak ada barang yang terjual hingga akhir tahun buku yang bersangkutan. Pencatatan buku konsinyi jika transaksi konsinyi diselenggarakan terpisah dari transaksi perjalanan biasa. Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang dengan memorandum dalam buku harian atau dalam buku sendiri yang diselenggarakan untuk penyerahan barang kepada konsinyi. Beban konsinyi yang harus ditetapkan pada konsinyasi akan dijurnal sebagai berikut konsinyasi masuk Rp xx, kas Rp xx Penjualan oleh pihak konsinyi akan dijurnal sebagai berikut kas Rp xx, konsinyasi masuk Rp xx Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi konsinyi akan di jurnal sebagai berikut konsinyasi masuk Rp xx, komisi atas penjualan konsinyasi Rp xx Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi akan dijurnal sebagai berikut konsinyasi masuk Rp xx, kas Rp xx b. Pencatatan Tidak Terselesaikan Dengan Tuntas Apabila pihak konsinyor perlu menyusun laporan keuangan pada akhir periode akuntansi, namun jangka waktu perjanjian masih berlangsung. Maka diperlukan penyesuaian terhadap barang yang terkait pada sebagian produk belum selesai dengan tuntas hingga akhir periode. Baca juga  Pencatatan Akuntansi Dalam Perusahaan Konsinyasi yang Harus Anda Ketahui! 3. Tips Menjalankan Sistem Penjualan Konsinyasi Sistem penjualan ini adalah langkah tetap untuk mengenalkan produk ke pasaran. Hal ini dilakukan agar pihak toko bersedia menjualkan produk Anda ke konsumen secara langsung. Karena biasanya produk baru belum memiliki pasar yang jelas. Maka hal tersebut akan menimbulkan keraguan pemilik toko jika harus membeli secara langsung dari pemilik pengusaha. Jika Anda pemilik produk tertarik untuk melakukan penjualan konsinyasi, maka Anda perlu selektif dalam membuat ketentuan agar produk laku terjual. Berikut tips yang bisa Anda lakukan. Pilih toko strategis yang ramai pembeli, diharapkan bisa membawa produk kita mudah terkenal dan terjual Menjalin relasi baik dengan pemilik toko. Anda dapat menawarkan margin dengan keuntungan yang menarik dan hadiah untuk pemilik toko jika melakukan penjualan dengan jumlah maksimal. Diharapkan cara tersebut, pemilik toko bisa menawarkan produk Anda terlebih dahulu kepada konsumen dan menjadikannya alternatif utama pada setiap penjualan. Rutin melakukan pengecekan, terutama pada produk yang memiliki masa kedaluwarsa seperti makanan dan minuman. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan produk kedaluwarsa terbeli, karena bisa menimbulkan kerugian dan citra buruk terhadap produk. Baca Juga Langkah-langkah dan Cara Membuat Pembukuan Keuangan Sederhana 4. Kekurangan dan Kelebihan Penjualan Konsinyasi Sistem penjualan konsinyasi memiliki beberapa kekurangan yang perlu Anda ketahui, yaitu a. Kekurangan Bagi Pihak Pemilik Produk Consignor Kekurangan sistem penjualan konsinyasi bagi pihak pemilik produk adalah sebagai berikut. Rentan Kerugian Kelemahan dari sistem ini adalah resiko kerugiannya cukup besar. Karena tidak semua penjual consignee mengetahui cara promosi barang yang handal. Akhirnya produk tertahan di tangan konsinyi dalam waktu yang lama. Maka, sebelum Anda melakukan kesepakatan konsinyasi, pelajari kualitas konsinyi lebih dulu. Jangan mudah percaya. Strategi Pemasaran Kurang Tepat Tidak semua strategi yang dilakukan konsinyi berjalan lancar. Hal ini terjadi, karena jika rencana pemasaran produk oleh konsinyi tidak sesuai dengan rencana yang direncanakan konsinyor. Baca Juga Ketahui Beda Harga Pokok Penjualan VS Harga Jual b. Kekurangan Pihak Penjual Produk Consignee Kekurangan sistem penjualan konsinyasi bagi pihak penjual produk adalah sebagai berikut Hilang Maka Terjual Sebagai pihak penjual, Anda harus menjaga barang dengan benar dan rutin melakukan pemantauan stok. Karena, biasanya dalam perjanjian kesepakatan kehilangan produk adalah tanggung jawab penjual. Maka, pemilik produk akan tetap menagih sebagai barang yang laku terjual. c. Kelebihan Bagi Pihak Pemilik Produk Consignor Kelebihan sistem penjualan konsinyasi bagi pemilik produk. Memiliki Perhatian Khusus untuk Produksi Dengan adanya sistem ini, perusahaan bisa fokus pada penyediaan produk. Karena, untuk pemasaran, penjualan juga pelayanan sudah ditangani oleh konsinyi pihak penjual. Hal ini akan membuat pemilik produk fokus untuk meningkatkan kualitas produknya. Mempermudah Strategi Marketing dan Irit Biaya Pihak pemilik barang akan merasa diuntungkan terkait promosi produk dengan adanya perjanjian tersebut. Pasaran yang dijangkau semakin luas tergantung jaringan yang dimiliki penjual produk. Selain itu, pihak pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya promo. Karena, promo sudah menjadi tugas pihak yang diserahi tanggung jawab untuk menjual barang. Bebas Biaya Pelayanan dan Penambahan SDM Sebagai pemilik produk sistem ini dapat menghemat Sumber Daya Manusia serta biaya pelayanan. Karena, pihak konsinyor tidak perlu merekrut pegawai baru untuk menjual produknya. Selain itu, konsinyor juga tidak perlu melayani konsumen secara langsung, hal ini akan meminimalkan biaya layanan usaha. Baca Juga Apa yang Dimaksud Harga Pokok Penjualan HPP d. Kelebihan Bagi Penjual Produk Consignee. Begini kelebihan sistem penjualan konsinyasi bagi penjual produk. Stok Produk di Toko Bertambah Penjual tidak lagi kekurangan stok bertambah jika menggunakan sistem ini. Karena, produk secara rutin dikirim oleh pihak konsinyor. Untuk memenuhi etalase toko, penjual tidak perlu mengeluarkan modal, karena penjual bukan pemesan barang, melainkan hanya menjualkan. Mendapatkan Profit tanpa Modal Penjual tidak perlu lagi biaya produksi, karena tugas konsinyi menjual produk. Biaya produksi dikeluarkan oleh perusahaan konsinyor sebagai pihak pemilik barang. Walaupun tanpa mengeluarkan modal produksi, penjual tetap mendapatkan komisi dari konsinyor jika melakukan penjualan produk konsinyor. Kerugian Relatif Kecil Kelebihan dari sistem ini untuk penjual produk adalah risiko rugi yang sangat kecil. Hal terburuk yang harus dihadapi pada sistem ini yaitu barang tidak laku, maka pendapatannya berkurang. Karena, metode pada sistem ini konsinyi mendapat komisi apabila barang laku terjual. Namun, jika barang tidak laku atau rusak tentu komisi tidak akan diberikan. Untuk memudahkan Anda dalam menjalankan bisnis dengan sistem penjualan konsinyasi, maka Anda perlu juga laporan keuangan yang akurat dan juga aplikasi inventory berbasis web untuk melakukan kontrol terhadap produk. Mekari Jurnal Hadirkan Fitur Software Akuntansi Terlengkap di Indonesia! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Dengan menggunakan Jurnal Anda dapat melakukan pencatatan transaksi hingga laporan keuangan dengan mudah. Jurnal merupakan software akuntansi online yang dapat membantu kebutuhan akuntansi bisnis Anda. Sekarang anda akan bisa mejawab beberapa pertanyaan seperti Sebutkan bentuk kegiatan penjualan dalam perjanjian konsinyasi? Contoh penjualan sistem konsinyasi? Dalam penjualan dengan sistem konsinyasi ada prosedur sistem berjalan yaitu? Sistem pemasaran dengan cara menitipkan produk atau barang ke toko atau warung yang pembayarannya dilakukan setelah barang laku terjual dinamkan sistem pemasaran apa? Semoga informasi aplikasi stok barang maupun aplikasi penjualan ini bisa berguna untuk Anda yang memerlukannya. Sistem konsinyasi untuk bisnis Anda Menjalankan bisnis dengan metode konsinyasi kini menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam memulai bisnis Anda. Bisnis dengan sistem ini memerlukan kemampuan Anda untuk bernegosiasi dan menemukan toko yang tepat untuk membantu menaikkan hasil penjualan Anda. Namun, sebelum memulainya Anda dapat memahami 5 hal penting megenai sistem konsinyasi! 1. Pengertian Sistem Konsinyasi Penjualan sistem konsinyasi adalah sebuah sistem transaksi dimana terdapat perjanjian antara kedua belah pihak yang menyatakan mengenai penyerahan produk Anda kepada pemilik toko untuk dijual kepada konsumen dengan harga dan syarat yang akan Anda atur bersama. Biasanya pihak ke-dua atau yang dititipkan akan mendapat komisi bila terjadi penjualan dari produk tersebut. 2. Bagaimana mekanisme penjualan produk jasa dengan sistem konsinyasi? Meskipun sistem konsinyasi ini sudah cukup umum, tapi beberapa orang masih belum begitu paham mengenai mekanisme penjualan dari sistem konsiyasi. Simak cara kerja bisnis konsinyasi berikut ini 1. Siapkan Produk Anda Pertama-tama Anda harus menyiapkan produk yang akan Anda tawarkan lebih dulu, siapkan produk Anda dengan kualitas yang sesuai agar dapat memenuhi ekspektasi pelanggan Anda. Dimulai dari menentukan spesifikasi produk, harga yang bersaing, hingga perhitugan keuntungan 2. Carilah Partner Bisnis atau toko yang Tepat Setelah produk Anda siap, maka Anda bisa memulai untuk mencari toko yang akan bekerja sama dengan Anda, Anda bisa menawarkan pada toko yang sesuai dengan target pasar Anda. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan Seberapa ramai toko tersebut?, dan tipe pengunjung seperti apa? 3. Tentukan Perjanjian Bisnis Antar Kedua pihak Jika Anda telah menemukan toko pilihan untuk bekerja sama dengan Anda, Anda dapat mulai menentukan perjanjian bisnis Anda, seperti pembagian komisi dan jangka waktu yang akan Anda tentukan bersama. 4. Jalankan Bisnis Konsinyasi Anda Terakhir, Anda dapat langsung menjalankan bisnis Anda bila telah menyelesaikan tahap sebelumnya. Anda cukup menjaga perjanjian kerja sama dan kualitas produk Anda. 3. Manfaat Sistem Konsinyasi Pemilik Barang Pemilik Toko Manfaat Sistem Konsinyasi Hemat biaya staffFokus pada pengembangan produk Potensi kerugian terkait pengembangan produk dapat dikurangiVariasi produk bertambah Manfaat Bagi Pihak Pemilik Barang Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa diperoleh bagi pihak pemilik barang jika memanfaatkan sistem penjualan konsinyasi, sebagai berikut a. Menghemat Biaya Penambahan SDM Anda dapat menghemat biaya pelayanan dan SDM bila menggunakan sistem ini, Anda tak perlu merekrut pegawai baru untuk melayani konsumen Anda. b. Lebih Fokus pada Produk Anda dapat lebih fokus pada penyediaan produk, Anda akan lebih leluasa untuk menciptakan inovasi baru pada produk Anda, dengan tanpa terjun langsung pada penjualan dan marketing produk Anda. Manfaat Bagi Pihak Pemilik Toko Adapun manfaat yang diperoleh bagi pihak pemilik barang, sebagai berikut a. Kerugian Relatif Kecil Menggunakan sistem ini akan memberikan risiko kerugian yang relatif kecil. Kemungkinannya hanya pemilik toko tidak mendapatkan komisi jika barang tidak terjual. b. Ragam Produk Bertambah Adanya penitipan-penitipan produk tersebut membantu toko untuk memiliki tambahan ragam produk yang dijual, sehingga toko tidak akan kehabisan stok untuk dijual. 4. Kerugian Sistem Konsinyasi Pemilik Barang Pemilik Toko Kerugian Sistem Konsinyasi Pola pemasaran berpotensi kurang tepatKurang tindak-lanjut terhadap barang yang tidak terjual dalam periode yang lama Potensi kerugian terkait barang hilang atau rusak Kerugian Bagi Pihak Pemilik Barang Beberapa kerugian yang dapat dirasakan oleh pihak pemilik barang, sebagai berikut a. Pemasaran yang Kurang Tepat Strategi pemasaran dapat mempengaruhi hasil penjualan dari produk Anda, bila tidak tepat, maka produk Anda bisa gagal terjual. b. Resiko Kerugian Cukup Rentan Resiko kerugian yang cukup besar dapat menghantui pemilik barang, terutama bila barang gagal terjual, terutama bila produk tertahan untuk waktu yang lama. 2. Kerugian Bagi Pihak Pemilik Toko Pihak Pemilik Toko harus mampu menjaga produk dan memantau stok yang telah dititipkan, pihak pemilik toko harus mampu bertanggung jawab bila ada kehilangan barang atau kerusakan yang terjadi saat barang dititipkan ditoko. 5. 4 Cara yang tepat agar produk bisa laku terjual dalam sistem konsinyasi Berikut beberapa cara dalam menjalankan sistem konsinyasi bagi Pemilik Barang, sebagai berikut Pilihlah Toko atau tempat yang Letaknya Strategis dan Ramai akan Konsumenhal ini bertujuan agar produk Anda dapat menemukan target pasar yang sesuai dan cepat terjual dipasaran. Menjalin Hubungan yang Baik dengan Pemilik TokoAnda juga perlu menjalin hubungan dengan pemilik toko, agar proses kerja sama dpat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat sesuai kesepakatan bersama. Kembangkan Partner BisnisAnda harus mampu menambah toko atau partner bisnis Anda agar penjualan Anda dapat meningkat. Lakukan EvaluasiAnda perlu rutin melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas serta performa penjualan Anda, kritik dan saran akan membawa Anda pada kesuksesan bila Anda memahami setiap kritikan dengan baik. Bila Anda memiliki beragam toko online, Ginee dapat memudahkan pengelolaan produk dan toko Anda secara cepat dan efisien! Ginee adalah solusi All-In-One untuk e-commerce berbasis Cloud yang menyediakan rangkaian lengkap manajemen ritel untuk meningkatkan penjualan dan efisiensi kerja untuk online dan offline. Kamu dapat mencoba gratis 7 Hari Ginee sekarang! Pelajari lebih lanjut di

bagaimanakah kriteria penjualan bisa dikategorikan konsinyasi